Selasa 07 Jan 2020 23:02 WIB

Hyundai Pamerkan Prototipe Mobil Terbang untuk Uber

Prototipe mobil terbang Hyundai dipamerkan di Consumer Electronics Show (CES).

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Beberapa waktu lalu pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai, telah memamerkan konsep ‘mobil terbarng’ yang baru diusungnya ke Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas (Ilustrasi logo Hyundai)
Foto: Flickr
Beberapa waktu lalu pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai, telah memamerkan konsep ‘mobil terbarng’ yang baru diusungnya ke Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas (Ilustrasi logo Hyundai)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai, telah memamerkan konsep ‘mobil terbarng’ yang baru diusungnya ke Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas. Prototipe skala penuh yang dipajang di CES itu rencananya akan ditingkatkan dari rencana awalnya.

Di mana, pihak mereka berencana tidak hanya untuk memproduksi massal kendaraan tersebut sebagai pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL). Akan tetapi juga berupaya untuk menyebarkan jaringannya, ke Uber sebagai sarana taksi udara.

Seperti dilansir Theverge, Selasa (7/12), Uber memang sempat mengumumkan ambisinya untuk menggunakan fasilitas taksi udara pada 2016 silam. Rencananya, pada 2020 dikatakan menjadi target uji coba hal tersebut, selain dari peluncuran versi layanan taksi udara yang akan digunakkan pada 2023 mendatang di Dallas, Texas dan Los Angeles, California.

Terkait hal tersebut, Hyundai dikatakan telah siap untuk uji coba tersebut, yang rencana peluncurannya akan dilakukan pada pertengahan 2020. Namun, berdasarkan spesifikasi, Personal Air Vehicle (PAV) Hyundai tidak akan menjadi Sonata di angkasa. 

Pasalnya, dengan dua rotor miring pada ekor, dan 10 rotor lainnya yang didistribusikan di sekitar kabin berbentuk telur, pesawat dirancang untuk lepas landas secara vertikal. Lebih lanjut, transisi ke lift yang ditanggung oleh sayap dalam pelayaran, juga kemudian akan beralih kembali ke penerbangan vertikal ke darat.

Dari informasi yang dirilis, ada lima orang yang dapat terangkut dapat pesawat tersebut. Di mana, kecepatan jelajah mencapai 180 mph, dan ketinggian jelajah sekitar 300-600 meter di atas tanah.

Pihak Hyundai mengatakan, dengan menggunakan rotor bertenaga listrik yang lebih kecil, kendaraan akan menghasilkan lebih sedikit kebisingan daripada helikopter mesin pembakaran. Bahkan, ketika jam sibuk, pengisian hanya membutuhkan sekitar lima hingga tujuh menit. 

Selain dari sisi kendaraan, Hyundai juga akan meluncurkan konsep untuk pusat pendaratannya dan "Purpose Built Vehicle" (PBV) yang ramah lingkungan untuk transportasi darat ke dan dari stasiun.

“PBV menyerupai persegi panjang krem dan akan memanfaatkan AI untuk menemukan rute yang optimal dan bepergian dalam peleton,” kata Hyundai. 

Hingga kini, Hyundai dikatakan menjadi pembuat mobil global pertama yang bergabung, dan menargetkan mobil terbang pengangkut tersebut. Dalam prosesnya, pembuat mobil tersebut akan memproduksi dan menggunakan pesawat listrik.

Sementara Uber, akan memberikan dukungan wilayah udara, operasi darat dan aplikasi untuk pelanggan bisa memesannya. Lebih jauh, Uber juga telah merilis gambar dari konsep pesawat miliknya sejak setahun lalu. Meskipun, dalam prosesnya Uber mengatakan sedang mencari mitra yang dapat  memenuhi konsep dan spesifikasinya dari teknologinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement