Kamis 31 Oct 2019 18:08 WIB

Sampah Plastik Bisa Jadi Komposit Beton

Mahasiswa UGM manfaatkan limbah-limbah sampah plastik sebagai komposit beton.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mahasiswa UGM ubah sampah plastik menjadi komposit beton.
Foto: UGM.co.id
Mahasiswa UGM ubah sampah plastik menjadi komposit beton.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Limbah sampah plastik banyak menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Tapi, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada berhasil memanfaatkan limbah-limbah sampah plastik menjadi komposit atau campuran beton.

Komposit ini dikembangkan Putra Makmur Boangmanalu, Stephanus Satria Wira Waskitha dan Vidiskiu Fortino Kurniawan dari FMIPA, serta Nicolaus Elka Yudhatama dan Reza Yustika Bayuardi dari Fakultas Teknik.

"Komposit beton ini dibuat dari lelehan plastik yang dicampur dengan pasir," kata Putra.

Pengembangan diawali keprihatinan mereka terhadap banyaknya jumlah sampah plastik di Tanah Air. Bahkan, produksinya terus meningkat sampai 20 kali lipat dari 1964 dan 2015 mencapai 322.000 juta ton.

Dari masalah itu, mereka terpikir untuk membuat komposit beton. Kata Putra, itu menjadi usaha mereka mengurangi limbah plastik yang dapat diaplikasikan langsung kepada masyarakat luas.

Putra menjelaskan, untuk memperoleh komposit beton digunakan biji botol plastik jenis polietilen tereftalat (PET). Limbah plastik itu kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah plastik dan dipanaskan.

Pemanasan memakai suhu 410-580 derajat celcius sekitar 30 menit. Lalu, lelehan plastik itu dicampur dengan pasir elod, dicetak dengan ukuran kira-kira 5x5x5 centimeter dan dikeringkan selama tujuh hari. "Lelehan plastik tersebut digunakan sebagai pengganti semen," ujar Putra.

 

Elka menambahkan, produk komposit beton yang dihasilkan ini memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan produk sejenis pasaran. Kuat tekannya mencapai 15,52 MPa dengan pengeringan selama tujuh hari.

Sedangkan, lanjut Elka, kuat tekan beton M15 atau produk yang telah di pasaran dengan pengeringan selama 28 hari sebesar 15 MPa. Itu berarti, komposit beton plastik ini lebih kuat daripada yang biasa.

"Dan, produksi komposit beton dari limbah sampah plastik ini dapat dilakukan oleh masyarakat," kata Elka.

Pasalnya, Elka menjelaskan, dalam pembuatannya tidak menggunakan alat-alat berat yang kompleks. Namun, memakai alat yang dimodifikasi dan membuat komposit beton itu bahkan bisa dipakai untuk paving blok.

Namun, Vidiskiu berpendapat, yang masih menjadi pekerjaan rumah mereka tidak lain membuat komposit beton dengan harga kompetitif menggunakan batako biasa. Sebab, ada beda harga bahan Rp 1.000-1500. "Ini masih jadi tantangan bagi kami ke depannya," ujar Vidiskiu.

Produk beton komposit itu sendiri telah diaplikasikan ke masyarakat. Salah satunya, saat menjalankan program KKN 2019 di Dusun Sepanjang, Desa Tawangmangu, Kecamatan Karanganyar, Jawa Tengah.

Inovasi ini berhasil mengantarkan mereka menyabet medali emas dari Internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX)  2019. Agenda itu digelar Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (Innopa).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement