Senin 05 Aug 2019 15:07 WIB

Bupati Lombok Barat Resmikan Berugak Baca Pengmas KWA UI

Seluruh sekolah di Lombok Barat diimbau membuat Berugak Baca.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid meresmikan Berugak Baca yang dibangun tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) SKSG Universitas Indonesia di SDN 3 Batulayar, Lombok Barat, NTB, Senin (5/8).
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid meresmikan Berugak Baca yang dibangun tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) SKSG Universitas Indonesia di SDN 3 Batulayar, Lombok Barat, NTB, Senin (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT -- Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid meresmikan Berugak (saung) Baca yang dibangun tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Studi Kajian Wilayah Amerika (KWA) Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI). Bupati menyerukan agar seluruh sekolah di Lombok Barat membuat Berugak Baca seperti di Sekolah Dasar Negeri 3 Batulayar, Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. 

"Ini sederhana, sangat sederhana, tetapi tujuannya, bahkan inspirasi yang bisa kita ambil dari inisiatif rekan-rekan Universitas Indonesia akan luar biasa bahkan bisa membangkitkan semangat," kata Fauzan dalam pidato Peresmian Berugak Baca, Senin (5/8).  

Setelah melihat Berugak Baca, Fauzan mengaku terinsipirasi, bahkan ingin agar seluruh sekolah di Lombok Barat punya seperti ini. "InsyaAllah, saya akan meminta kadis PDK (kepaa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) membuat surat edaran kepada sekolah-sekolah supaya menyisihkan dana BOS, operasional sekolah untuk bikin begini, kalau tidak bisa, bisa saja dananya disupport oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat," ujar Fauzan. 

Dengan cara seperti ini, menurut Fauzan, tidak hanya mendorong dan memotivasi anak-anak untuk rajin membaca tetapi masyarakat luar juga bisa ikut memanfaatkan fasilitas berupa Baruga Baca ini. "Terlebih sekarang di bawah Presiden Joko Widodo betul-betul diarusutamakan budaya literasi di masyarakat Indonesia ini," kata Fauzan. 

Untuk meningkatkan minat baca, Fauzan mengutip pepatah "think globally act locally (berfikir global, bertindak lokal)". "Bahkan ini didefinsikan sebagai orang modern. Cara berfikirnya mendunia karena membaca, tetapi tingkah lakunya sesuai adat istiadat dan budaya," ujarnya.    

Ketua Program Studi Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Bayu Kristianto, PhD mengatakan saat Univesitas Indonesia tengah gencar melakukan pengabdian masyarakat. "Kita dari Prodi Kajian Wilayah Amerika ikut serta dalam pengabdian masyarakat itu dengan memberikan sumbangsih untuk meningkatkan budaya literasi, nilai demokrasi, tolerasi, dan pluralisme, melalui tindakan membaca," kata Bayu Kristianto. 

Peningkatan minat baca tersebut, lanjut Bayu, diwujudkan dengan pembuatan perpustakan dan memberikan pelatihan bahasa inggris untuk anak-anak. "Kita berharap pengabdian masyarakat tidak berhenti di sini, tapi menjaga program ini berjalan terus, dan bisa terus-meneruskan memberikan sumbangsih dengan menambah koleksi buku dan manajemen perpusakaan," ujar Bayu.    

Kepala Sekolah SDN 3 Batulayar, Baiq Zaidar Rahmawati menyampaikan terima kasih karena baru kali ini mendapatkan bantuan dari Universitas Indonesia. Dia berharap program seperti ini dapat berkelanjutan. "Baruga Baca sangat mendukung, disamping nyaman, ini menjadi alternarif untuk anak kami menumbuhkan menikmat baca tapi tidak mengurangi jam bermain," kata Baiq.  

Berugak berukuran 2x3,5 meter dibangun di halaman SDN 3 Batulayar. Dengan halaman sekolah yang cukup luas, berugak cukup besar untuk ruang bagi anak-anak membaca. Di salah satu sisinya dibuat lemari kaca tertutup untuk menyimpan buku. "Tim juga melengkapinya dengan koleksi buku-buku yang dikumpulkan dari sumbangan perorangan maupun penerbit buku di Jakarta," kata mahasiswa Kajian Wilayah Amerika SKSG Universitas Indonesia Danar Hafidz AW.

Setelah diresmikan, Danar berharap, pengelolaan Berugak Baca ini terus berkelanjutan. Tim pengmas juga melibatkan relawan dari Univesitas Mataram, Universitas 45, guru-guru, dan masyarakat untuk menyusun buku, membuat kartu peminjaman, serta melatih anak-anak sekolah yang ingin menjadi pustakawan. "Dengan begitu, Berugak Baca akan terus bertumbuh, koleksi bukunya bertambah, bahkan jadi pusat kegiatan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement