Senin 22 Jul 2019 14:27 WIB

Internet Ramah Anak Harusnya Tutup Konten LGBT dan Sekuler

Selain iklan rokok, pornografi, pemikiran sekuler juga konten berbahaya untuk anak

Ilustrasi  LGBT
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu fokus yang cukup disoroti KPPA terkait pewujudan internet ramah anak adalah penghilangan konten iklan rokok yang dapat diakses anak. Tentu saja hal ini tidak cukup mengingat banyak konten lain yang juga berbahaya bagi perkembangan pemikiran ataupun mental anak.

Hendaknya, internet ramah anak juga menjangkau bagaimana konten pornografi, LGBTQ, kekerasan, kesyirikan, gaya hidup, dan pemikiran sekuler liberal tidak dapat lagi diakses. Konten-konten tersebut jelas akan merusak kualitas generasi pada masa kini ataupun mendatang.

Konten seperti ini tidak cukup hanya diputus aksesnya di internet. Idealnya, akses di media televisi, cetak, ataupun radio juga diputus. Percuma bila internet dikondisikan ramah anak, tapi konten merusak ini masih dapat ditemukan di media lain.

Lebih jauh lagi, keluarga dan masyarakat hendaknya juga membentuk kebiasaan yang dapat menunjukkan teladan baik untuk anak. Sebab, anak tidak hanya mencontoh media, tetapi juga lingkungan sekitarnya.

PENGIRIM: Ryang Adisty Farahsita, Godean, Yogyakarta

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement