Kamis 21 Dec 2017 11:47 WIB

Kaum Hawa Masa Kini Lebih 'Gemuk' dari Generasi Sebelumnya?

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Obesitas
Obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, GEELONG -- Sebuah studi yang dilakukan Universitas Deakin di Kota Geelong, Victoria, Australia, mengungkap sebuah temuan mengejutkan. Riset ilmiah itu menyebut kaum hawa masa kini lebih 'gemuk' dari generasi sebelumnya.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Preventative Medicine itu membandingkan rata-rata lingkar pinggang para perempuan lintas dekade. Pengamatan sama juga dilakukan terhadap laki-laki dewasa dari generasi berbeda.

Rata-rata lingkar pinggang perempuan periode 2011-2012 meningkat 6,7 cm dibandingkan para perempuan dengan tinggi dan berat badan sama pada 1989. Perbandingan periode yang sama menunjukkan bahwa rata-rata lingkar pinggang pria melebar sebanyak 2,8 cm.

"Peningkatan ukuran lingkar pinggang naik lebih banyak daripada yang diperkirakan, bahkan jika memperhitungkan kenaikan berat badan pada periode yang sama, sekitar 5,4 kilogram untuk perempuan dan tujuh kilogram untuk pria,' kata pemimpin studi, Emma Gearon.

Ia juga menyoroti efektivitas indeks massa tubuh (BMI) untuk memantau tingkat obesitas di Australia. Indeks yang membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang itu awam dipakai oleh profesional medis di berbagai belahan dunia.

Menurut Gearon, orang dengan kisaran berat badan sehat berdasarkan BMI, bisa saja tergolong mengalami obesitas menurut ukuran lingkar pinggangnya. Kandidat doktor di Universitas Monash itu mengatakan fenomena demikian paling banyak terjadi pada perempuan dewasa.

Ia mendesak studi lebih lanjut untuk menemukan cara terbaik mendeteksi obesitas di Australia. Hanya mengandalkan BMI disebutnya sama dengan meremehkan beban penyakit yang berhubungan dengan obesitas, seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

"Perhitungan BMI memang cepat, terjangkau, dan mudah dipantau pada tingkat populasi, tapi penelitian kami menunjukkan bahwa BMI kurang efektif dan perlu dievaluasi ulang," kata Gearon, dikutip dari laman Daily Mail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement