Jumat 24 Nov 2017 22:31 WIB

Perokok Wajib Tahu, Tren Kanker Paru Terus Meningkat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi kanker paru
Foto: Antara
Ilustrasi kanker paru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir di seluruh dunia, kanker paru merupakan pembunuh utama dalam penyakit kanker. Dari 10 orang yang terkena kanker paru, delapan orang meninggal tahun itu juga.

Hal itu dijelaskan oleh dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P(K) dari Departemen Pulmonologi dan Respiratori FKUI/RSUP Persahabatan, bahwa insiden kanker paru di Indonesia diperkirakan 40 per 100 ribu penduduk berisiko. "Yang dimaksud berisiko yakni laki-laki usia 40 tahun ke atas, merokok," kata dia dalam keterangannya belum lama ini. 

Tren kanker paru, menurut dr. Elisna, akan terus meningkat dan tidak akan turun dalam 10 tahun mendatang. Untuk tumbuh menjadi 1 cm kanker paru, perlu waktu sekitar 10 tahun. Maka sekalipun misalnya semua orang di Indonesia berhenti merokok hari ini juga, bibit kanker sudah mulai tumbuh.

Puncak usia penderita kanker paru yakni usia 40 tahun. Namun sekarang, jumlah kanker paru usia muda makin meningkat. Sudah ditemukan di usia 30-an. "Pasalnya, anak-anak sudah terpapar asap rokok sebagai perokok pasif sejak kecil. Menginjak usia remaja, banyak anak yang sudah mulai belajar merokok. Sehingga, paparan dengan rokok atau asap rokok makin dini dan panjang."

Harapan hidup pasien kanker paru pun tidak kunjung naik. Median survival time atau rata-rata harapan hidup penderita kanker paru yakni 10 bulan. Selain harapan hidup, masih ada time to progression. Yakni masa tenang hingga suatu saat kanker muncul lagi. Bila ini terjadi, harus diobati dengan cara lain.

"Bila suatu obat masa progresnya panjang, maka obat itu baik," terangnya.

Yang juga perlu diperhatikan yakni kualitas hidup. "Percuma bila pengobatan kanker menunjukkan hasil yang baik tapi membuat pasien menderita," tutup dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement