Selasa 26 Sep 2017 08:55 WIB

Plus Minus Ajarkan Gaya Hidup Vegan pada Anak-Anak

Rep: Christiyaningsih/ Red: Esthi Maharani
Menu vegetarian
Foto: FB Freegan Pony
Menu vegetarian

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gaya hidup vegan kian diminati. Sebuah studi mengungkap kaum vegan di Inggris jumlahnya meroket hingga 360 persen dalam satu dekade terakhir.

Meningkatnya penganut vegan tak lepas dari banyaknya selebritas atau influencer di media sosial yang gencar memamerkan gaya hidup vegan yang diterapkannya. Oleh sebagian masyarakat, menjauhi segala makanan yang bersumber dari hewan merupakan cerminan pribadi sehat dan modern. Menurut studi yang sama, rata-rata penganut vegan ada dalam rentang usia 15-34 tahun.

Dari temuan itu timbul pertanyaan, amankah mengenalkan gaya hidup vegan kepada anak-anak sejak dini?

British Dietetic Association menyatakan vegan cocok diterapkan untuk semua umur. Namun sejumlah praktisi diet dan nutrisi mengatakan sebaliknya. Dikutip dari laman Independent, pakar diet Judy Moore menerangkan anak-anak yang memiliki gaya hidup vegan rentan terkena malnutrisi. Senada dengan Moore, pakar diet Ana Kristina Skrapac mengungkap setahun pertama merupakan masa pertumbuhan emas bagi anak-anak.

Menurutnya pola makan vegan selalu mengedepankan makanan rendah kalori."Kekurangan zat besi, B12, dan iodin jamak dialami oleh kaum vegan. Pertumbuhan anak-anak bisa terhambat jika mereka kekurangan lemak, protein, dan kalori," tutur Skrapac.

Praktisi diet Bahee van de Bor memberikan pandangan berbeda. Bor mengatakan defisiensi nutrisi yang dicemaskan itu bisa disubstitusi dengan mengonsumsi makanan fortifikasi atau ekstrak ragi. Ia menyarankan konsumsi biji-bijian untuk menyeimbangkan serapan nutrisi.

Di sisi lain, mengenalkan gaya hidup vegan kepada anak-anak juga memiliki nilai positif. Meski Moore dan Skrapac sepakat tak ada sisi positif vegan bagi anak-anak, Bor berkata lain.

"Gaya hidup vegan membuat anak-anak mengenal pola makan sehat sejak dini. Anak-anak yang sudah menjadi vegan sejak dini punya potensi lebih rendah terserang penyakit kardiovaskular, kanker, serta diabetes tipe dua di saat mereka dewasa," ungkap Bor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement