Jumat 25 Aug 2017 06:41 WIB

Mengenal Terapi Intervensi Nyeri Sendi

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Nyeri sendi. Ilustrasi
Foto: Boldsky
Nyeri sendi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengatasi nyeri sendi, ada beberapa terapi intervensi yang bisa dilakukan. Apa sajakah? Simak yuk penjelasan dari dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, Ahli Nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta.

Radio Frequensi Ablasi

Radio frequensi ablasi (RFA) merupakan salah satu terapi intervensi yang baru-baru ini popular untuk menghilangkan nyeri sendi. "Target utamanya adalah saraf genicular," jelas dr. Mahdian dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/8).

Menggunakan aliran listrik sebesar 500 khz, jaringan saraf dibaalkan dari panas yang dihasilkan alat, dengan bantuan teknologi pencitraan C-arm dan zat kontras. Sebelum RFA, pasien mendapat suntikan anestsi lokal menggunakan lidocain atau bupivacaine pada superior lateral, superior medial dan inferior medial. Tidakan dianggap berhasil jika mampu mengurangi nyeri yang dialami pasien sebelumnya sebesar 50 persen.

Indikasi dilakukannya genicular nerve block, dengan RFA adalah pasien nyeri sendi yang enggan melakukan tindakan operasi, atau pasien dengan nyeri sendi kronis yang gagal dengan terapi konvensional.

Beberapa komplikasi mungkin timbul dari tindakan RFA, seperti infeksi pada lokasi terapi. “Hal ini bisa di hindari jika dilakukan oleh dokter yang kompeten dan juga tindakan aseptik yang baik,” jelas dr. Mahdian.

Kejadian parastesia serta pembengkakan pada lokasi terapi setelah RFA jarang sekali terjadi, meski demikian beberapa penelitian menunjukan kemungkinan kejadian ini. "Selain tindakanya minimally invasive, terapi ini aman dan efektif dalam menghilangkan nyeri sendi," jelas dr. Mahdian. Terapi ini cocok dilakukan para jemaah haji dan umroh yang memiliki masalah nyeri persendian. Dan manfaatnya akan langsung terlihat setelah RFA dilakukan.

Platetlet Rich Plasma

Platelet rich plasma atau yang dikenal masyarakat sebagai PRP juga dapat digunakan untuk mengatasi kerusakan sendi dan jaringan sekitar seperti osteoartritis. "PRP didapat dari sampel darah pasien. Melalui proses pemurnian, hingga didapatkan plasma darah yang kaya akan platelet," ujar dr. Sri Wahyuni, SpKFR, Dokter Spesialis Rehabilitasi Arfa Pain and Spine Center, RS Meilia, Jakarta.

Seperti halnya sel darah merah dan putih, platelet merupakan komponen normal dalam darah. Platelet dan substansi faktor pertubuhan inilah yang kemudian digunakan sebagai terapi untuk memperbaiki kerusakan jaringan sendi.

Dalam beberapa penelitian dikatakan PRP mampu menghambat proses inflamasi, dan menghambat progresifitas osteoartritis. PRP juga mampu menstimulasi pembentukan tulang rawan sendi, dan juga meningkatkan produksi cairan sendi. "Sayangnya untuk mendapatkan manfaat PRP paling tidak dibutuhkan waktu selama 2-3 bulan," jelas dr. Sri.

Terapi intervensi seperti RFA dan PRP sangat dianjurkan pada mereka calon jamaah Haji atau Umroh yang memiliki keluhan nyeri sendi, baik karena osteoartritis, trauma atau sebab lain. Efektivitas terapi ini dalam menghilangkan nyeri tidak diragukan lagi, sehingga mampu memberikan kenyamanan jamaah Haji atau Umroh saat berada di tanah suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement