Rabu 28 Jun 2017 10:31 WIB

Bahaya Tersembunyi di Dinding Berjamur

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Esthi Maharani
Dinding berjamur
Foto: NBC News
Dinding berjamur

REPUBLIKA.CO.ID, Dinding yang berjamur tak hanya membuat penampilan rumah atau gedung menjadi tak sedap dipandang mata. Jamur-jamur yang menempel di dinding juga dapat memberi ancaman bagi kesehatan. Jamur yang tumbuh di dinding dapat menghasilkan zat beracun mikotoksin. Paparan mikotoksin dapat membuat hewan dan manusia sakit.

Dalam beberapa kasus, mikotoksin bahkan dapat membunuh hewan dan manusia. Oleh karena itu, keberadaan jamur pada dinding bangunan tak jarang menyebabkan banyak orang di dalam bangunan tersebut mengalami sakit. Orang-orang yang memiliki alergi terhadap berbagai jamur merupakan kelompok yang paling rentan terhadap ancaman jamur.

Jean-Denis Bailly dari Universty of Toulouse di Prancis dan tim meneliti bagaimana racun jamur dapat menyebabkan manusia sakit. Dalam penelitian, Bailly dan tim menggunakan tiga jenis jamur yang paling sering tumbuh di dalam ruangan. Ketiga jamur tersebut adalah Penicillium brevicompactum, Aspergillus versicolor, dan Stachybotrys chartarum.

Penelitian menunjukkan bahwa mikotoksin yang dikeluarkan oleh ketiga jamur dapat menyebar di udara sampai kondisi kembali normal. Penyebaran mikotoksin ke udara ini hanya membutuhkan kecepatan udara yang biasa dijumpai di dalam ruangan.

"Kami membuktikan bahwa mikotoksin dapat berpindah dari material berjamur ke udara pada kondisi yang bisa ditemukan di dalam bangunan," terang Bailly dan tim dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology seperti dilansir NBC News.

Mikotoksin-mikotoksin yang menyebar di udara ini memiliki ukuran sekecil spora, bahkan bisa lebih kecil. Ukuran yang sangat kecil ini membuat mikotoksin di udara dengan mudah terhirup oleh penghuni di dalam bangunan dengan dinding berjamur.

"(Setelah terhirup) Menembus lebih dalam ke saluran pernapasan," tambah Bailly.

Bailly menambahkan, jamur Aspergillus versicolor tak hanya bisa ditemukan pada dinding-dinding bangunan dan udara. Jamur yang memproduksi sterigmatocystin (STG) ini juga bisa ditemukan di debu.

"Penting untuk menjadikan data ini sebagai pertimbangan untuk penilaian risiko terkait kontaminasi jamur di lingkungan indoor dan kemungkinan keracunan akibat menghirup toksin ini," jelas Bailly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement