Selasa 13 Jun 2017 12:19 WIB

Telur dan Susu Tingkatkan Kualitas Pertumbuhan Anak-Anak

Rep: CHRYSTIANINGSIH ./ Red: Esthi Maharani
telur
Foto: Thekitchn
telur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak-anak yang sering mengonsumsi telur sejak berusia enam bulan dapat mengalami pertumbuhan yang berkualitas. Studi yang dipublikasikan di Pediatrics mengungkap anak-anak yang sering makan telur akan terhindar dari kekerdilan. Kabar baiknya lagi, meski sering makan telur risiko alergi pada anak-anak tidak akan ikut meningkat.

Hasil studi lain yang dipublikasikan dalam American Jounal of Cinical Nutrition menyebut, anak-anak usia dua hingga enam tahun yang rajin minum susu sapi tumbuh lebih tinggi dibanding yang tidak minum susu sapi. Mereka punya badan yang lebih tinggi jika dibandingkan anak-anak yang mengonsumsi susu berbahan dasar nabati atau yang berasal dari hewan selain sapi.

Lora Iannotti, profesor bidang kesehatan masyarakat di Washington University, mengatakan baik telur maupun susu adalah sumber alami yang menyediakan protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain meneliti kandungan dan manfaat telur, Iannotti juga mendalami hubungan antara susu dengan nutrisi pada anak.

“Anak-anak kita bukan anak ayam atau anak sapi, tapi dari telur ayam dan susu sapi kita bisa ambil manfaat bagi kesehatan buah hati,” jelasnya.

Pada penelitian pertama, Iannotti dan rekannya membandingkan pertumbuhan dan pola diet pada 163 anak di Ekuador. Anak-anak tersebut ada pada rentang usia enam sampai sembilan bulan ketika studi itu dimulai. Selama enam bulan, separuh dari mereka disuapi satu butir telur per hari. Sementara yang lainnya makan seperti biasa tanpa asupan khusus.

Di akhir percobaan, balita-balita yang ada di kelompok makan telur ternyata risiko kekerdilan menurun hingga 47 persen. Risiko kekurangan berat badan juga dapat ditekan sampai 74 persen dibandingkan anak-anak yang tidak diberi asupan telur setiap hari. Tak hanya tinggi dan berat badan yang berkembang lebih baik, body mass index (BMI) anak-anak di kelompok makan telur juga naik signifikan.

Menurut Iannotti, telur bisa dengan mudah membantu memperbaiki pertumbuhan anak-anak di negara miskin. Telur bisa diperoleh di mana saja dan harganya lebih murah daripada ikan atau daging. Telur juga bahan makanan yang bisa didistribusikan ke berbagai tempat dengan mudah.

“Makanan ini kaya akan kolin yang merupakan nutrisi penting bagi pertumbuhan serta banyak kandungan asam amino,” paparnya.

Meski demikian, Iannotti menegaskan telur bukan satu-satunya sumber gizi yang membantu pertumbuhan. Buah, sayur, dan biji-bijian tetap dibutuhkan selama masa tumbuh kembang anak. Selain telur, susu juga punya peran penting dalam pemenuhan nutrisi pada anak.

Penelitian kedua Iannotti membandingkan kelompok anak-anak yang minum susu sapi dan tidak minum susu sapi. Studi itu melibatkan sekitar lima ribu anak berusia dua hingga enam tahun. Kelompok yang rajin minum susu sapi ternyata lebih tinggi 0,2 sentimeter dibanding anak-anak seusianya. Sedangkan anak yang minum susu selain dari sapi seperti susu kedelai atau susu kambing, justru lebih rendah 0,4 sentimeter. Kombinasi konsumsi antara susu sapi dan susu non-sapi juga tak menunjukkan adanya pertumbuhan tinggi badan di atas rata-rata.

Terdapat selisih tinggi hingga 1,5 sentimeter antara anak berumur tiga tahun yang minum susu sapi setiap hari dengan yang tidak minum susu sapi. Susu sapi sejak lama dikenal sebagai sumber protein dan lemak untuk anak-anak. Namun dewasa ini banyak orang tua memilih alternatif selain susu sapi yang belum tentu kandungan gizinya lebih baik.

Dua gelas susu sapi mengandung 16 gram protein yang memenuhi 100 persen kebutuhan protein bagi balita berusia tiga tahun.Namun perlu diingat, susu sapi tidak dianjurkan diminum oleh bayi yang berusia kurang dari satu tahun.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement