Selasa 23 May 2017 00:11 WIB

Ini Penyebab Kanker Paru Sulit Dideteksi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Sel Kanker
Foto: youtube
Ilustrasi Sel Kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perokok aktif beresiko 13,6 kali lipat terkena kanker paru dan perokok pasif atau yang terkena paparan asap rokok, beresiko empat kali lipat.

Dokter Spesialis Paru RS MRCCC Siloam Semanggi Sita Laksmi mengatakan, pasien penyakit paru didominasi pasien tuberkulosis (TBC) sejak 10 tahun terakhir. "Saat ini muncul kasus baru, tuberkulosis yang kebal terhadap obat. Sedangkan kasus paru drastis meningkatkan lima kali lipat," katanya dalam siaran persnya, Senin, (22/5).

Pada tahap awal kanker paru tidak memberikan gejala khas sehingga sulit dideteksi. Gejala mulai nampak setelah kanker sudah memasuki stadium tinggi.

Kepala Seksi Penyakit Kanker Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan

Aries Hamzah mengatakan, pihaknya telah menyusun regulasi guna meminimalisir orang merokok di areal umum dan konsisten menyampaikan bahaya merokok terutama di sejumlah daerah.

"Namun resistensi selalu ada dan tidak semua kementerian sejalan dengan program Kemenkes," ujar Aries.

Ketua Penelitian dan Registrasi Yayasan Kanker Indonesia Elisna Syahrudin menambahkan, satu dari tiga penderita kanker paru adalah perokok aktif. Hal ini  tak bisa dilepaskan dari minat masyarakat terhadap candu tembakau serta paparan udara kotor dan asap rokok.

Satu-satunya jalan, ujar dia, adalah selalu memberikan edukasi terutama dari pihak keluarga. Hal itu paling efisien.

Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan prevelensi kanker untuk semua kelompok umur di Indonesia 1,4 persen atau 347.392 orang dengan Yogyakarta menduduki peringkat pertama tertinggi dengan prevelensi 4,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement