Kamis 04 May 2017 08:39 WIB

Ginjal Donor Terinfeksi Hepatitis C Bantu 20 Pasien Gagal Ginjal

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Hepatitis C. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Hepatitis C. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tim peneliti dari University of Pennsylvania dan John Hopkins University melakukan percobaan transplantasi ginjal yang terinfeksi virus Hepatitis C pada pasien gagal ginjal. Percobaan berisiko ini ternyata berhasil membuat seluruh pasien ginjal sembuh dan terbebas dari dialisis.

Proses transplantasi ginjal yang terinfeksi hepatitis C ini dilakukan pada 20 orang pasien gagal ginjal. Percobaan klinis ini dilakukan tahun lalu di Amerika Serikat.

Setelah menerima ginjal donor, keduapuluh pasien gagal ginjal ini segera menjalani terapi antivirus untuk menghilangkan virus hepatitis C yang ada pada ginjal 'baru' mereka. Terapi antivirus ini berhasil menghilangkan semua virus hepatitis C pada 20 pasien tersebut.

"Kami memulai percobaan ini dengan harapan, jika ini berhasil, kami bisa membuka penerimaan donor organ baru dan secara efektif mentransplantasi ratusan bahkan ribuan pasien," ungkap salah satu peneliti sekaligus spesialis transplantasi hati dari University of Pennsylvania, David S Goldberg, seperti dilansir Science Alert.

Salah satu upaya menolong pasien gagal ginjal ialah dengan melakukan transplantasi ginjal. Akan tetapi, ginjal yang terinfeksi hepatitis C dianggap terlalu berisiko tinggi untuk ditransplantasikan.

Goldberg mengatakan ginjal yang terinfeksi hepatitis C seringkali dibuang dan dianggap rusak. Data pilot dari percobaan ini, terang Goldberg, menunjukkan bahwa ginjal terinfeksi hepatitis C juga efektif digunakan untuk transplantasi ginjal.

Salah satu dari 20 pasien yang menerima transplantasi ginjal terinfeksi hepatitis C ialah Irma Hendricks. Akibat gagal ginjal yang diderita, Hendricks harus menjalani dialisis dalam enam bulan terakhir. Ia pun harus menunggu antrian selama lima tahun untuk menerima ginjal baru. "Saya pergi ke pusat dialisis tiga kali seminggu," kata Hendricks.

Proses dialisis membuat Hendricks merasa sakit kepala dan lemah. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang Hendrick setuju untuk ikut dalam percobaan meski percobaan transplantasi ginjal terinfeksi ini dinilai berisiko. "Saya lebih baik bergelut dengan hepatitis C dibandingkan dialisis," tambah Hendricks.

Sesaat setelah menerima transplantasi ginjal, tubuh Hendricks memang bersinggungan dengan virus hepatitis C dari ginjal donor. Akan tetapi, setelah menjalani terapi oral dengan Zepatier selama 12 Minggu, infeksi virus tersebut berhasil diatasi. "Sekarang saya memilki banyak energi, saya tidur dengan lebih baik dan pandangan saya terhadap kehidupan tentu menjadi lebih baik," ujar Hendricks.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement