Ahad 12 Feb 2017 15:48 WIB

'Jangan Bangga Makan Makanan Impor'

Sel Kanker
Sel Kanker

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan masyarakat di Pulau Dewata agar mengatur dan menerapkan pola makan yang sehat untuk mencegah terserang penyakit kanker.

"Kalau zaman dulu, kita makan hanya untuk kenyang, tetapi sekarang tak bisa lagi seperti itu," kata Pastika pada Peringatan Hari Gizi Nasional ke-57 yang dirangkaikan dengan Hari Kanker Se-dunia Tahun 2017, di Denpasar, Ahad (12/2).

Dikatakan, kualitas makanan dan kandungan gizi juga harus menjadi perhatian untuk mencegah penyakit yang makin beragam dewasa ini, khususnya kanker. Menurut dia, ancaman penyakit kanker belakangan ini menjadi momok bagi masyarakat dunia. Hasil survei sebuah lembaga penelitian menyebutkan saat ini satu dari dua orang Amerika Serikat yang berumur 65 tahun ke atas mengidap penyakit kanker.

"10 tahun yang lalu perbandingannya masih 1 dari 7 orang, sekarang sudah menjadi 1 dari 2 orang berumur 65 tahun ke atas mengidap kanker," ujarnya.

Dia menambahkan, tingginya ancaman kanker dikarenakan di negara tersebut hampir tidak ada makanan organik. Jadi, masyarakatnya tidak punya banyak pilihan dalam menentukan apa yang mereka komsumsi.

"Kalau mau ayam, adanya ya ayam broiler yang dibesarkan dengan zat kimia. Kita di sini beruntung karena masih punya alternatif pilihan yaitu ayam kampung. Kita juga punya pilihan beragam sayur dan buah lokal," katanya.

Oleh karena itu, Pastika mengingatkan agar masyarakat jangan bangga ketika makan makanan yang didatangkan dari luar negeri.

"Contohnya anggur impor. Kita makan satu biji saja, itu artinya sudah makan 'racun' pemicu kanker, karena sudah pasti ada bahan kimia jahat yang digunakan sebagai pengawet," ucapnya.

Selain buah impor, masyarakat juga diminta jangan terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji.

"Jangan bangga dan menganggap itu makanan mewah. Itu anggapan yang salah. Lebih baik makan nasi bungkus," ucapnya.

Selain menghindari makanan cepat saji dan berpengawet, Pastika juga mengajak masyarakat melakukan diversifikasi pola makan dengan memilih menu yang bergizi seimbang. Makanan yang sehat itupun tak harus mahal.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement