Senin 28 Nov 2016 12:26 WIB

Vaksin HPV tak Sebabkan Kemandulan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Vaksin
Foto: pixabay
Vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merencanakan penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional. Vaksin tersebut yaitu HPV dengan pemberian imunisasi kepada siswi perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan sederajat baik negeri maupun swasta melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Oscar Primadi menjelaskan kegiatan pemberian imunisasi HPV melalui program BIAS ini diawali dengan pemberian imunisasi di lokasi percontohan yang memiliki angka prevalensi kanker serviks tinggi. Selain itu juga dipandang memiliki kesiapan dalam melaksanakan imunisasi HPV, seperti di DKI Jakarta, kemudian DIY yaitu kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul.

Ia mengatakan sejak pertama kali mendapat izin edar pada tahun 2006, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah dipakai di seluruh dunia. WHO merekomendasikan agar vaksin HPV masuk dalam program imunisasi nasional.

 

Badan  WHO yaitu Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) mengumpulkan data post marketing surveilans dari Amerika Serikat, Australia, Jepang dan dari manufaktur. Data dikumpulkan dari tahun 2006, sejak pertama kali vaksin HPV diluncurkan sampai tahun 2014. Pada tanggal 12 Maret 2014, GACVS menyatakan tidak menemukan isu keamanan yang dapat merubah rekomendasi vaksinasi HPV.

Center for Disease Control and Prevention (US CDC) yang memantau keamanan pasca-lisensi dari Juni 2006 hingga Maret 2013 menunjukkan tidak ada masalah keamanan vaksin HPV. Atas dasar hasil ini, di Amerika Serikat, vaksin HPV tetap direkomendasikan dan digunakan sebagai vaksinasi rutin. 

Saat ini ada isu bahwa imunisasi HPV menyebabkan kemandulan atau menopause dini. Hal ini dibantah oleh pihak Kemenkes. Menurutnya Premature Ovarian Failure (POF), sekarang disebut oleh komunitas ilmiah sebagai Primary Ovarian Insufficiency (POI), adalah istilah yang digunakan oleh praktisi medis ketika ovarium seorang wanita berhenti bekerja normal sebelum dia berusia 40 tahun. Hal ini jarang terjadi pada remaja. Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan kejadian POF ini dengan penggunaan vaksin HPV.  

Dikirim dari Yahoo Mail di Android

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement