REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vitamin D ternyata mengurangi risiko serangan asma hingga 50 persen, menurut penelitian terbaru Cochrane Collaboration. Ini merupakan jaringan internasional peneliti independen, profesional kesehatan, dan pasien untuk mempromosikan pengobatan berbasis riset dan bukti di lapangan.
Salah seorang peneliti, Adrian Martineau dari Queen Mary University mengatakan ia dan rekan kerjanya terkejut dengan temuan ini. Kekuatan statistik dan analisis gabungan mengungkapkan perlindungan vitamin D terhadap asma sangat signifikan.
Sejak lama vitamin D dikenal berperan penting menjaga kesehatan tulang. Pada 1980, peneliti mengetahui bahwa reseptor vitamin D ditemukan di seluruh tubuh, terutama di sel darah putih dan dalam lapisan epitel pada sistem pernapasan.
Sejak itu banyak peneliti menilai rendahnya tingkat vitamin D terkait dengan berbagai penyakt autoimun yang banyak dikaitkan dengan karakteristik fisiologis, seperti alergi dan asma. Dilansir dari Natural News, Rabu (19/10), sejumlah studi juga menyebutkan pasien asma biasanya memiliki tingkat vitamin D rendah, bahkan penyakitnya berpotensi semakin parah.
Kelompok peneliti melakukan 81 studi terbaru dan menemukan mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D 50 persen lebih kecil kemungkinannya menderita asma. Peneliti melihat adanya gejala semakin parah sehingga pasien membutuhkan pengobatan kortikosteroid oral, diberikan oksida nitrat, dan biomarker peradangan saluran napas.
Vitamin D dapat menekan respons inflamasi, termasuk yang menghasilkan serangan asma. Studi ini juga menunjukkan vitamin D membantu menginduksi respons imun ketika tubuh mendeteksi infeksi virus pernapasan bagian atas, seperti pilek atau flu. Virus ini adalah pemicu utama serangan asma.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
