Jumat 29 Jul 2016 06:12 WIB

Waspadai Bintik Putih pada Mata Anak

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Mata anak
Foto: pixabay
Mata anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika rasa gatal kerap menyerang di bagian mata, seringkali kita meringankan rasa gatal tersebut dengan mengucek-ngucek mata hingga merah. Ini merupakan kebiasaan reflek yang tanpa sadar sering kita lakukan setiap hari. Padahal tanpa disadari pula hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah mata yang serius.

Bahkan apabila mata merah dan tak kunjung membaik, bisa jadi merupakan sebuah tanda dan gejala dari penyakit mata yang cukup serius seperti retinoblastoma. Ya, retinoblastoma merupakan penyakit kanker pada mata yang umumnya dialami oleh anak-anak, namun dapat juga dialami oleh orang dewasa.

Retinoblastoma biasanya menyerang selaput jala mata atau retina yang terletak pada dinding mata sebelah dalam. Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Kebanyakan penyakit ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Spesialis mata anak dari Jakarta Eye Center (JEC), Dr. Devina Nur Annisa, SpM mengungkapkan retinoblastoma merupakan tumor ganas dalam bola mata (intraokular) yang muncul akibat adanya pertumbuhan abnormal dari sel-sel imatur retina. Retinoblastoma merupakan jenis tumor mata yang memang paling sering menyerang anak-anak dengan angka kejadian bervariasi antara 1:14.000-1:20.000 kelahiran.

"Gejala atau tanda awal dari gangguan ini biasanya berupa leukokoria atau bintik putih di mata. Biasanya juga sering digambarkan seperti titik putih mengkilat, bersinar seperti mata kucing (cat's eye appereance). Keluhan ini terutama semakin jelas tampak di malam hari," kata sang dokter.

Retinoblastoma pada fase tumor yang lebih lanjut dapat ditemukan gambaran juling, penonjolan bola mata ataupun keluhan mata merah yang tidak kunjung membaik. Retinoblastoma ini, dalam jangka panjang bahkan dapat tumbuh ke seluruh bagian mata hingga menyebar ke bagian tubuh lain, seperti otak dan tulang belakang.

Faktor risiko retinoblastoma sendiri diketahui adalah akibat mutasi genetik pada gen RB1 (retinoblastoma gene). Retinoblastoma yang diturunkan seperti ini biasa disebut retinoblastoma heresiter. Retinoblastoma jenis ini biasanya mengenai kedua mata serta dapat berkembang bahkan sejak usia yang relatif sangat muda, seperti anak-anak.

"Sayangnya kejadian retinoblastoma tidak dapat dicegah, konsultasi genetik pada orang tua dengan riwayat retinoblastoma di keluarga disarankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Deteksi dini juga menjadi kunci utama keberhasilan terapi pada retinoblastoma," tambahnya.

Deteksi dini sebagai bagian dari pencegahan penting dilakukan, sebab penyakit ini jika di diamkan dan tidak ditangani dengan benar maka dapat mengakibatkan kebutaan dan timbulnya kanker jenis lain pada anak-anak yang pernah mengidap retinoblastoma. Kanker mungkin saja dapat timbul kembali di mata yang sehat atau di bagian tubuh lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement