Kamis 19 Nov 2015 06:11 WIB

Konsumsi Minuman Berenergi Bisa Rusak Jantung

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Minuman berenergi bereaksi meningkatkan hormon stress dan tekanan darah, memicu risiko penyakit jantung.
Foto: pixabay
Minuman berenergi bereaksi meningkatkan hormon stress dan tekanan darah, memicu risiko penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, Anda gemar mengonsumsi minuman berenergi? Waspadalah. Sebuah studi pilot Mayo Clinic yang dipublikasikan kemarin di Journal of the American Medical Association (JAMA) menyatakan bahwa minuman berenergi menyebabkan peningkatan tekanan darah dan hormon stress. Efek berulang ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Studi dilakukan pada 25 pria dan wanita yang tidak merokok dengan usia rata-rata 29 tahun. Mereka diuji secara terpisah dalam dua hari sampai dua minggu. Partisipan diminta untuk datang untuk pengukuran biomterik sebelum mengonsumsi minuman selama lima menit. Pengukuran kemudian diulang setelah 30 menit dilanjutkan dengan lebih banyak tes lainnya.

Dalam laman The Dailybeast, Kamis (19/11), diungkapkan salah satu minuman adalah Rockstar sebuah merek minuman energi dan minuman lainnya adalah placebo dengan tekstur, rasa dan warna yang mirip, tapi rendah kafein dan stimulan lainnya (terutama 240 mg kafein, 2.000 mg taurin dan ekstrak biji guarana, akar gingseng dan susu tumbuhan berduri). Minuman lainnya diuji di sisi lain setiap partisipan, walaupun partisipan tidak tahu apa yang mereka minum dan pesannya dipilih secara acak.

(baca: Daging Juga Baik Bagi Kesehatan Jantung)

Enam biometrik yang dibaca adalah kadar kafein tubuh, glukosa atau gula darah, norepinephrine (sebuah hormon yang dilepaskan ketika seseorang sedang dilanda stress fisik dan emosi), tekanan darah (sistolik dan diastolik) dan denyut jantung.

Penelitian menemukan bahwa kadar norepinephrine meningkat 30,9 persen dengan placebo dan 73,9 persen dengan minuman energi. Ini berarti minuman energi adalah penyebab gelombang terukur hormon stress setelah 30 menit. Tekanan darah juga menunjukkan peningkatan perbandingan terukur, meningkat sekitar 1 persen untuk minuman placebo dan 6,4 persen untuk minuman energi.

Dengan peningkatan hormon stres dan tekanan darah, peneliti mengekspresikan kekhawatirannya bahwa hemodinamik akut dan adregenik merubah mempengaruhi peningkatakan risiko penyakit jantung.

Sementara peneliti yang memiliki hipotesis bahwa denyut jantung bisa terpengaruh, ini tidak ditemukan dalam kasus ini. Tidak aneh minuman energi menyebabkan peningkatan kafein tubuh sedangkan placebo tidak. Namun, tidak ada perbedaan terukur diantara peningkatan dalam kadar gula darah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement