Rabu 18 Nov 2015 19:24 WIB

Penderita Alergi Serbuk Bunga Empat Kali Berisiko Menderita Gangguan Mental

Rep: C01/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Alergi / Ilustrasi
Foto: corbis.com
Alergi / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penderita alergi serbuk bunga memiliki empat kali potensi lebih besar untuk terserang depresi berat. Peneliti menilai radang yang disebabkan oleh alergi serbuk bunga menjadi penyebab timbulnya risiko gangguan mental tersebut.

Para peneliti mengatakan reaksi alergi terhadap serbuk sari menyebabkan peradangan dalam di pembuluh darah dan jaringan tubuh penderita alergi. Radang tersebut, terang para peneliti, memiliki efek jangka panjang yang berbahaya bagi otak.

Meski begitu, para peneliti masih melakukan investigasi apakah peradangan ini secara langsung bisa memicu depresi, gangguan bipolar dan juga schizophrenia. Untuk membuktikan hal tersebut, para peneliti dari National Yang-Ming University di Taiwan juga melakukan penelitian mengenai korelasi alergi serbuk bunga dan gangguan mental.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti dari National Yang-Ming University melibatkan hampir 10 ribu remaja yang menderita alergi serbuk bunga dan 30 ribu remaja yang tidak menderita alergi. Para peneliti kemudian memantau kedua grup ini hingga hampir selama 10 tahun.

Dalam pemantauan tersebut, para peneliti memerhatikan dan mencatat berapa banyak dar sekitar 40 ribu remaja tersebut yang kemudian didiagnosa menderita gangguan bipolar. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychomatic Research tersebut menunjukkan bahwa para remaja yang menderita alergi serbuk bunga memiliki risiko empat kali lebih besar untuk menjadi penderita bipolar ketika menginjak usia dewasa.

Penelitian yang dilakukan di Denmark pada 2010 lalu juga menunjukkan adanya indikasi korelasi antara alergi serbuk bunga dan juga  gangguan mental.

Dalam penelitian di Denmark tersebut, diketahui bahwa orang yang menderita alergi serbuk bunga memiliki risiko 30 persen lebih besar untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita alergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement