Sabtu 24 Oct 2015 04:31 WIB

Wah, Gemar Konsumsi Daging Olahan Ternyata Bisa Picu Kanker

Rep: C35/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sosis (Ilustrasi)
Foto: lovechickenwings.com
Sosis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli kesehatan global baru saja menetapkan bahwa bacon, ham dan sosis merupakan ancaman besar bagi penyakit kanker, seperti halnya rokok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menerbitkan peringatannya tersebut pada Senin (26/10) nanti tentang bahaya memakan daging olahan.

Mereka menjelaskan. Berbagai jenis daging olahan memiliki kandungan zat yang dapat menyebabkan kanker. Sementara daging merah segar juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

“Daging olahan merupakan karsinogenik bagi manusia tertinggi kelima setelah alkohol, asbes, arsen, dan rokok,” demikian keterangan dari Bidang Penelitian Kanker WHO menurut Daily Mail pada Sabtu (24/10) waktu setempat.

Sementara World Cancer Research Fund (WCRF) sudah bertahun-tahun mengeluarkan peringatan resmi mengenai bahaya mengkonsumsi daging merah segar. Hal itu menurut mereka mengkonsumsi daging merah segar dalam jumlah yang berlebihan dapat memicu kanker usus.

Salah satu alasan yang mungkin adalah senyawa yang memberikan warna merah dan hem pada daging dapat merusak lapisan usus. Selain itu, ketika daging diawetkan dengan menggunakan metode pengasapan maupun penggaraman, atau dengan menggunakan bahan pengawet tertentu inilah yang dapat membentuk karsinogen yang merupakan zat penyebab kanker.

Kemudian yang termasuk ke dalam daging yang diawetkan tersebut adalah bacon, ham, salami pastrami, hot dog dan juga sosis.

Studi menyatakan bahwa pengkonsumsi daging merah akan cenderung sedikit mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Padahal justru makanan-makanan nabati tersebut yang melindungi tubuh dari bahaya kanker. Sementara rekomendasi para ahli kesehatan bahwa kita harus sesedikit mungkin makan daging olahan seperti ham, bacon dan salami.

Beberapa jenis makanan seperti hamburger, daging sapi cincang, daging babi, dan domba panggang juga dianggap sebagai dagng merah. WCRF menyarankan agar setiap orang tidak makan daging merah masak dengan berbagai jenis tersebut lebih dari 500 gram per pekannya.

Sementara 500 gram daging merah dimasak setara dengan 700 gram daging merah. Sedangkan per harinya tidak boleh lebih dari 70 gram untuk mengkonsumsi daging olahan tersebut.

Kendati demikian, Profesor Robert Pickard, dari Universitas Cardiff dan anggota Advisory Panel Daging, mengatakan menghindari daging merah sebagai diet bukanlah strategi protektif terhadap kanker. Karena menghindari rokok, menjaga berat badan normal dan menghindari asupan alkohol merupakan prioritas utama yang harus dilakukan untuk mencegah kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement