Senin 12 Oct 2015 07:56 WIB

Sunat Mampu Turunkan Risiko Kanker Prostat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Sunat bisa mengurangi risiko human papilommavirus (HR-HPV) sebesar 32 persen menjadi 35 persen. Juga mengurangi risiko HR-HPV untuk pasangan wanita berkurang sebesar 28 persen.
Foto: ist
Sunat bisa mengurangi risiko human papilommavirus (HR-HPV) sebesar 32 persen menjadi 35 persen. Juga mengurangi risiko HR-HPV untuk pasangan wanita berkurang sebesar 28 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, Sunat mungkin bukan hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, umumnya sunat dilakukan pada balita dan anak-anak. Terlepas dari perintah agama, sesungguhnya sunat adalah sebuah kebutuhan bagi kesehatan laki-laki. Sehingga banyak pakar kesehatan yang menyarankan laki-laki untuk melakukan prosedur sunat untuk meminimalisir penyebaran penyakit kelamin contohnya HIV/AIDS, juga menurunkan risiko terjangkit penyakit infeksi saluran kemih dan kanker penis.

Dalam buku Klem Revolusi Sunat Modern yang ditulis oleh dr Mahdian Nur Nasution, SpBS dikatakan bahwa Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center baru-baru ini menemukan bahwa sunat sebelum melakukan hubungan seksual pada seorang pria dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker prostat. Penemuan tersebut dipublikasi secara online dalam forum American Center Society.

“Penelitian lebih lanjut juga menunjukan bahwa sunat dapat menghambat infeksi dan peradangan yang akan menyebabkan keganasan kanker prostat tersebut,” jelasnya.

Infeksi yang terjadi pada penis yang tidak disunat pada akhirnya akan dapat menyebabkan kanker penis, dan hasil penelitian juga menunjukan bahwa infeksi menular seksual dapat berkontribusi pula pada perkembangan kanker prostat.

Hasil penelitian itu juga menunjukan bahwa pria yang telah disunat sebelum berhubungan seksual pertama mereka memiliki kemungkinan 15 persen lebih rendah untuk terserang kanker prostat ketimbang pria yang belum disunat. Lebih khususnya, pria yang disunat sebelum melakukan hubungan seksual pertama mereka berpeluang 12 persen mengalami penurunan risiko kanker prostat yang kurang agresif serta berpeluang mengalami penurunan risiko sebesar 18 persen terhadap kanker prostat yang lebih agresif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement