Sabtu 22 Aug 2015 22:32 WIB

Perempuan Lebih Rentan Terserang Nyeri Sendi

Seiring bertambahnya usia, keluhan sering datang di bagian tulang dan sendi.
Foto: flexiseq
Seiring bertambahnya usia, keluhan sering datang di bagian tulang dan sendi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ahli Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang dr Bagus Putu Putra Suryana menyatakan kaum perempuan lebih rentan terserang penyakit nyeri sendi atau Osteoarthritis (OA) ketimbang laki-laki.

"Rentannya kaum perempuan terhadap OA tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya karena obesitas setelah melahirkan, sebab setiap kehamilan pasti akan menambah berat badan. Selain itu juga disebabkan pola makan, pola hidup (lifestyle) perempuan yang sering mengenakan high hills karena sendi lutut akan menopang tubuh lebih berat," kata dr Bagus dalam konferensi pers Combi Health Forum di Malang, Sabtu (22/8).

Menurut dia, sebenarnya penyakit nyeri sendi dialami semua orang dan dianggap sebagai penyakit sepele. Padalah, penyakit OA tidak dapat dipandang enteng, sebab dapat menyebabkan kelumpuhan seumur hidup sehingga penting untuk mencegah penyakit ini sedini mungkin. Namun, yang paling rentan adalah kaum perempuan. Padahal, rasa nyeri tersebut dapat mengakibatkan kehilangan fungsi tubuh atau kelumpuhan.

Masyarakat Indonesia, lanjutnya, sering menyebut nyeri sendi sebagai pertanda awal rematik atau asam urat. Namun sebenarnya, nyeri tersebut dapat menjadi pertanda adanya penyakit Osteoarthritis (OA) atau penyakit degeratif yang menyerang sendi tulang dan biasanya diderita pasien usia lanjut.

Ia menjelaskan OA ditandai dengan adanya rasa sakit pada sendi setelah melakukan gerakan berlebih, terasa kaku, pembengkakan dan bunyi jika sendi digerakan. Sendi yang paling sering diserang adalah sendi lutut dan sendi panggul, sebab sendi tersebut bekerja paling berat karena menopang tubuh.

Oleh karena itu, berat badan berpengaruh besar terhadap kualitas sendi. Semakin berat badan seseorang, semakin besar risiko terkena kerusakan sendi. "Pencegahan  yang paling mudah, yakni dengan gaya hidup sehat, mengontrol berat badan, olahraga ringan yang dilakukan secara terus menerus, dan mencegah kegiatan yang banyak menggunakan kinerja sendi serta rutin melakukan pemeriksaan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement