Jumat 20 Mar 2015 15:35 WIB

Mendengkur Saat Hamil Ternyata Berbahaya

Ibu hamil/ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Ibu hamil/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian di University of Michigan mencatat satu dari dua wanita hamil yang hipertensi dan biasa mendengkur kemungkinan mengalami sleep apnea, gangguan tidur yang dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah pada malam hari. Sleep apnea telah banyak dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang serius.

Selain itu menurut penelitian yang diterbitkan di British Journal of Obstetri dan Ginekologi pada 2 Juni 2014 itu menyatakan satu dari empat wanita hamil yang mengalami hipertensi namun tidak mendengkur juga kemungkinan mengalami gangguan tidur.

"Kita tahu bahwa kebiasaan mendengkur memiliki efek kehamilan yang buruk bagi ibu dan anak, termasuk peningkatan risiko persalinan sesar dan ukuran bayi kecil," kata penulis penelitian Louise O'Brien, Ph.D., MS, profesor U-M Sleep Disorders Center Department of Neurology di Department of Obstetrics & Gynecology, U-M Medical School, dikutip dari www.parentsindonesia.com.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa sebagian besar wanita hamil yang hipertensi mengalami sleep apnea. Dan kebiasaan mendengkur mungkin salah satu tanda untuk mengidentifikasi risiko kesehatan selama kehamilan,” katanya.

Kebiasaan mendengkur—mendengkur tiga kali atau lebih dalam seminggu—adalah ciri dari gejala sleep apnea, yang telah terbukti frekuensinya akan meningkatkan selama kehamilan. Dan dapat dialami hingga sepertiga dari wanita hamil pada trimester ketiga.

Pada penelitian Profesor O'Brien sebelumnya, dia telah menemukan bahwa mendengkur selama kehamilan dapat memengaruhi persalinan dan kesehatan bayi. Perempuan yang mendengkur selama kehamilan lebih mungkin melahirkan melalui sesar dan ukuran bayinya cenderung lebih kecil. Wanita yang mendengkur selama kehamilan juga berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau preeklampsia.

"Wanita hamil yang hipertensi dan mendengkur harus diperiksa apakah mengalami sleep apnea karena dapat diobati selama kehamilan," kata Profesor O'Brien.

"Memeriksa sleep apnea selama kehamilan tidak hanya akan meningkatkan kesehatan bagi ibu dan bayi, tetapi juga dapat membantu mengurangi biaya persalinan yang tinggi akibat sesar dan juga mengurangi biaya perawatan bayi yang dirawat di NICU," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement