Senin 10 Nov 2014 15:53 WIB

Wah… Tahun 2187, Indonesia Baru Bebas TB

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Aksi memperingati hari TB (Tuberculosis) Sedunia. (ilustrasi)
Foto: Antara/M Yamin Geli
Aksi memperingati hari TB (Tuberculosis) Sedunia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia masih tinggi. Bahkan Indonesia masuk peringkat keempat negara yang memiliki kasus TB terbanyak. Tiga negara sebelumnya ada India, Cina dan Afrika Selatan.

“Prevalensi TB di Indonesia tahun 2013 sekitar 297 kasus per 100 ribu penduduk. Dengan kasus baru setiap  tahun mencapai 460 ribu kasus,” ujar KaSubdit Pengendalian Diabetes Mellitus Direktorat PPTM, Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, Drg Dyah Erti Mustikawati MPH dalam Seminar Sehari Penatalaksanaan TB Terkini yang diselenggarakan PT Phapros Tbk di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia mengungkapkan tahun 1995 sampai 2005 bisa diasumsikan penurunan insidensi TB di Indonesia hampir nol persen. Penurunan hanya 1 persen per tahun, mulai tahun 2005. “Dengan kecepatan yang sama maka TB akan terkendali pada tahun 2187,” ujarnya.

Menurutnya ada sejumlah faktor yang mempengaruhi Insidensi TB di Indonesia. Faktor yang menurunkan insidensi TB yakni pertumbuhan ekonomi di atas empat persen sejak tahun 2000. Kemudian ekspansi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS), suatu strategi atau cara penanggulangan TB. Dan, peningkatan kinerja sektor kesehatan publik dan perorangan, serta akses kepada asuransi kesehatan jadi faktor penurun TB.

 

Sedangkan faktor yang menaikkan yaitu populasi yang menua, yaitu yang harapan hidupnya di atas 65 tahun. Faktor lainnya, meningkatnya HIV, kesenjangan ekonomi yang melebar, peningkatan jumlah pasien diabetes, peningkatan jumlah perokok, dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement