Ahad 07 Sep 2014 14:00 WIB

Ebola, Seberapa Perlu Diwaspadai?

Rep: MG ROL 25/ Red: Indira Rezkisari
WHO menyatakan hingga saat ini ebola merenggut 1.427 korban jiwa dari 2.600 kasus yang ditemukan.
Foto: Reuters
WHO menyatakan hingga saat ini ebola merenggut 1.427 korban jiwa dari 2.600 kasus yang ditemukan.

REPUBLIKA.CO.ID, Ebola merupakan penyakit mematikan yang kini menyedot keprihatinan masyarakat dunia. Badan internasional PBB bahkan sudah menyerukan keprihatinan internasional terhadap wabah ebola.

Seberapa besar sebenarnya penyakit ini perlu kita waspadai? Meski penyakit ini sudah menyebar di daratan Afrika, kemungkinan wabah ini terjadi di bagian lain dunia sangat rendah.

Ebola, dikenal sebagai penyakit menular, namun rupanya penularannya tidak seperti virus influenza. Seseorang disebut tertular ebola, setelah ia merasakan gejala-gejala dari virus.

Seperti dikutip dari laman Kidshealth.org, di Afrika orang-orang yang merasa kesehatannya tidak baik, harus segera ditangani medis, dan menghindari kontak fisik dengan orang lain. Hal ini sebagai tindakan antisipasi dalam menghadapi kemungkinan mengidap penyakit ebola.

Virus ebola dianggap sangat berbahaya. Sebabnya, meskipun pasien sudah sembuh, virus ebola akan terus mengendap dalam darah pasien selama berminggu-minggu. Tanda-tanda penyakit ebola muncul 2-21 hari setelah virus tersebut mampir di tubuh.

Gejala awal yang timbul dari penyakit ini adalah demam, sakit kepala, nyeri sendi, mudah lelah, sakit tenggorokan, dan mengigil.

Setelah virus ini mulai menjangkit seluruh jaringan tubuh, gejala-gejala tersebut diikuti dengan munculnya pendarahan di luar tubuh, mual, diare, ruam kulit, nyeri dada dan perut, dan kesulitan bernafas.

Pada tahap yang lebih parah,  virus ebola bisa membuat pendarahan hebat, shock, koma, kegagalan organ tubuh, dan terakhir, kematian yang disebabkan tekanan darah yang semakin rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement