Senin 16 Jun 2014 18:08 WIB

Ini Solusi Tekan Angka Kematian Ibu

Rep: Dyah Meta Ratna Novia/ Red: Agung Sasongko
Ibu
Foto: Republika/Tahta Aidillah
Ibu

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjaksono mengatakan, Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu solusi untuk mengendalikan ledakan penduduk dan menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Namun, masih terdapat banyak hambatan dalam pelaksanaan program KB, terutama di daerah-daerah.

Hal ini, ujar Julianto, ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian ibu tahun 2012 yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Karena itu,  BKKBN  sedang menerapkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang dinilai jauh lebih efektif dalam menekan angka kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi implan.

“Implan adalah alat kontrasepsi yang dinilai efektif dan bisa menjadi unggulan dalam mendukung program KB," ujar Julianto.

Dibandingkan dengan sterilisasi (tubektomi), terang Julianton,  pemakaian implan efektif untuk mencegah kehamilan dengan minim tingkat kegagalan pemakaian pada wanita. “Dari 100 wanita yang menggunakan pemasangan implan, kegagalan hanya mencapai 0,05 persen,”terangnya.

Implan dalam bentuk satu batang, ujar Julianto, lebih praktis. Kontrasepsi ini  berbentuk batang berukuran kurang dari 3 cm ini akan dimasukkan ke kulit bagian dalam lengan untuk mencegah kehamilan selama tiga tahun.

“Metode kontrasepsi implan ini memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1 dari 100 wanita yang menggunakannya. Dengan implan tidak ada lagi faktor lupa dan sangat cocok untuk wanita yang tak bisa menerima asupan hormon esterogen tambahan,"kata Julianto.

Alat kontrasepsi implan satu batang, lanjut Julianto,  sama efektifnya dengan IUD atau spiral. Tingkat kegagalan juga lebih sedikit dibanding IUD.

Hal senada diungkapkan Anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik. Prof. Biran Affandi, Sp.OG. Penggunaan kontrasepsi dapat membantu mengatur pendapatan keluarga dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk bekerja.

"Dengan alat kontrasepsi juga terbukti angka kematian ibu dan bayi lebih rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan. Saat ini jumlah kematian ibu di Indonesia masih tertinggi se-ASEAN," ujar Biran.

Menurut  BKKBN tahun 2013 dalam program kampanye penyelamatan ibu hamil, secara nasional pengguna implan sekitar 8,5%, direncanakan bakal ditingkatkan lagi menjadi 19,8 % ditahun 2014 untuk mengurangi penggunaan kontrasepsi jangka pendek yang lebih beresiko untuk mengatur kehamilan.

Pemerintah menjalankan program implan satu batang di 10 daerah percontohan, yakni Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Lampung, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement