Rabu 02 Apr 2014 19:47 WIB

Warga Eropa-Asia Tengah Kekurangan Mineral dan Vitamin

Vitamin untuk anak/ilustrasi
Foto: npr.org
Vitamin untuk anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES -- Masalah gizi di Eropa dan Asia Tengah menjadi fokus perhatian Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Kedua kawasan itu, menurut FAO, mengalami penurunan asupan mineral dan vitamin.

"Kekurangan asupan mikronutrien yang memadai dan kualitas makanan sub-optimal, yang seringkali lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di dunia," kata Raimund Jehle, Petugas Senior Program Lapangan di Kantor Regional FAO untuk Eropa dan Asia Tengah di Markas PBB, New York, seperti dilansir Xinhua, Rabu (2/4).

 

Jehle mengungkap di Kaukasus dan Asia Tengah, jumlah anak yang berusia di bawah lima tahun dan mengalami hambatan pertumbuhan lebih dari tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan di Persemakmuran Negara Merdeka Eropa (CIA), tempat angka itu mencapai enam persen.

"Kekurangan gizi berkaitan dengan status kemiskinan," kata Jehle.

Meskipun di sebagian negara, orang paling miskin memperoleh 73 persen kalori harian mereka dari sereal dan hanya 10 persen dari susu atau produk daging, mereka dengan penghasilan paling tinggi mendapat makanan yang lebih seimbang; Sebanyak 48 persen kalori mereka berasal dari sereal dan 29 persen dari produk hewani.

Dalam kecenderungan yang positif bagi peningkatan kualitas dan keragaman pangan, dokumen FAO itu menyatakan produk buah dan sayuran di Kaukasus dan Asia Tengah meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement