Kamis 07 Mar 2013 19:07 WIB

Daging Olahan Tingkatkan Risiko Mati Muda

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Daging Olahan
Foto: Amin Madani/Republika
Daging Olahan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berdasarkan penelitian yang melibatkan setengah juta warga Eropa, sosis, daging kering, dan daging olahan lainnya diketahui meningkatkan risiko mati muda.

Dalam penelitian itu, diet tinggi dengan daging olahan berkaitan dengan penyakit jantung, kanker, dan kematian dini. Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Obat BMC tersebut menyatakan garam dan bahan kimia yang digunakan dalam daging olahan menyebabkan penurunan kesehatan.

Yayasan Jantung Inggris menyarankan mengurangi konsumsi daging. Studi tersebut melibatkan warga dari 10 negara Eropa dalam 13 tahun. Penelitian menunjukkan orang yang makan daging olahan ditambah merokok akan menjadi gemuk dan memiliki sejumlah penyakit.

Setiap satu dari 17 orang yang diteliti meninggal dunia. Mereka yang makan lebih dari 160 gram daging olahan setara dengan dua sosis dan satu potong bacon, memiliki 44 persen risiko mati muda dalam rentang waktu 12,7 tahun dibandingkan orang yang hanya makan 20 gram. Secara total, sekitar 10 ribu orang meninggal karena kanker dan 1.500 orang meninggal karena masalah jantung.

"Konsumsi yang tinggi pada daging, terutama daging olahan, berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat. Dengan menambah rokok dan kegemukan, ada risiko lain karena makan daging olahan," ujar Sabine Rohrmann dari Universitas Zuric dilansir BBC.

Menurut Rohrmann menghentikan kebiasaan merokok lebih penting dibandingkan mengurangi konsumsi daging. "Tapi saya juga akan menyarankan orang untuk mengurangi konsumsi daging," ujarnya.

Dalam penelitian itu, mereka yang mengkonsumsi tidak lebih dari 20 gram daging olahan per hari, dapat mengurangi risiko mati muda 3 persen. Pemerintah Inggris merekomendasikan tidak makan lebih dari 70 gram daging olahan per hari. Itu setara dengan dua potong bacon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement