Rabu 14 Mar 2012 06:31 WIB

Penelitian: Mengonsumsi Daging Merah Mempercepat Kematian

Daging merah (ilustrasi)
Foto: heurbanshogun.com
Daging merah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Mengonsumsi daging merah dinilai mempersingkat masa hidup seseorang, sedangkan memakan ikan dan daging ayam malah memperpanjang usia. Hal ini diungkapkan sebuah penelitian mengenai makanan yang mengungkapkan bahwa daging merah berkaitan erat dengan tingginya risiko terkena penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya.

Pada umumnya bagi konsumen, daging merah justru jadi sumber protein dan lemak utama. Tapi, sumber makanan ini justru meningkatkan risiko berbagai penyakit pembuluh darah dan kanker. "Kita seharusnya melakukan diet ke jenis tumbuhan. Jenis makanan ini mengurangi risiko penyakit kronis dan risiko kematian prematur," kata peneliti, Dr Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health, Amerika Serikat, seperti dilansir Healthday, kemarin.

Untuk penelitian ini, tim Hu mengumpulkan data lebih dari 37.600 pria yang merupakan profesional kesehatan yang mengikuti ini. Selain itu, ada 83.600 perempuan dari para perawat ikut sebagai data dalam penelitian ini. Mereka yang ikut program di atas 28 tahun, hampir 24 ribu pesertanya meninggal dunia. Di antara yang meninggal itu,hampir 6.000 kematiannya akibat penyakit kardiovaskular, dan 9.000 kasus kematian disebabkan oleh penyakit kanker.

Hu dan timnya memperhitungkan bahwa makan daging merah setiap hari akan meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen. Risiko ini dipecah lagi oleh peneliti menjadi 13 persen untuk risiko pengonsumsi daging merah tanpa diproses, dan 20 persen untuk yang diproses.

Dengan mengganti makanan harian dari daging merah ke jenis ikan, daging ayam, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak atau gandum-ganduman, kata Hu, maka risiko kematian akan menurun. Risiko penurunan kematian untuk ikan mencapai 7 persen, 14 persen untuk daging ayam, 19 persen untuk kacang-kacangan, 10 persen untuk biji-bijian, 10 persen untuk susu rendah lemak, dan 14 persen untuk jenis gandum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement