Senin 17 Jun 2019 19:03 WIB

Permen Terapi Leukoplakia dari Kulit Semangka

Permen terapi luekoplakia dari kulit semangka bertujuan menghambat bakteri mulut.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Yudha Manggala P Putra
kulit semangka (ilustrasi)
Foto: Google
kulit semangka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tiga mahasiswi Fakuktas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) mengembangkan permen terapi leukoplakia. Leukoplakia umumnya berupa bercak putih atau abu-abu area mulut akibat reaksi terhadap iritasi.

Ketiga mahasiswi tersebut tergabung dalam tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Ketua tim PKM tersebut, Shafira Nurul Khaera menjelaskan, permen yang diciptakannya bertujuan untuk menghambat bakteri mulut. Sehingga penyakit leukoplakia tidak berkembang semakin parah. Pasalnya, jika penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik, penyakit itu bisa menyebabkan kanker.

"Bahannya dari ekstrak kulit semangka. Bentuknya seperti permen strip yang ada di pasaran," kata Shafira kepada Republika.co.id, Senin (17/6).

Dalam pembuatan permen tersebut, Shafira yang berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi bekerja sama dengan dua teman lainnya. Mereka adalah Ainiyyah Fildza Zaizafun (Fakultas Kedokteran Gigi) dan Andi nurul anisa (Fakultas Farmasi). Mereka berada di bawah bimbingan drg. Acing Habibie Mude, Ph.D.

Kemudian ia menceritakan, inspirasi pembuatan permen tersebut bermula dari pengalamannya melihat banyak kulit semangka yang dibuang begitu saja. Ia kemudian mencari alternatif lain memanfaatkan kulit semangka.

"Jadi setelah kami teliti. Kami menemukan beberapa kandungan kulit semangka yang bermanfaat, seperti flavonoid dan polifenol. Senyawa dalam kulit semangka itu yang nantinya akan menghambat berkembangnya bakteri sehingga tidak menjadi penyakit ganas," kata Shafira.

Selanjutnya, Shafira menjelaskan, dana pembuatan permen terapi leukoplakia berasal dari PKM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam program PKM. Ia mendapatkan dana awal sebesar Rp 8,2 juta.

Ia berharap, setelah program PKM tersebut. Permen yang ia ciptakan dapat menjalani uji klinis. Sehingga karyanya dapat dipatenkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement