Rabu 22 Nov 2017 15:09 WIB

'Orang Normal Pasti Percaya Bahaya Rokok'

Mural tentang bahaya merokok di Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Mural tentang bahaya merokok di Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (PKEKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Hasbullah Thabrany mengatakan orang normal pasti percaya bahaya rokok.

"Orang normal pasti percaya bahaya rokok karena bukti-bukti ilmiah tentang bahaya tembakau sudah tidak terbantahkan. Hanya orang yang tidak bisa membaca yang tidak percaya," kata Hasbullah dalam peluncuran buku diterbitkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (22/11).

Hasbullah mengatakan pemerintah Amerika Serikat telah menelaah lebih dari 7.000 makalah ilmiah media yang terbit sejak 1964 hingga 2014 yang melaporkan bukti-bukti bahaya tembakau.

Menurut kajian tersebut, kematian prematur atau kurang dari usia harapan hidup akibat tembakau di Amerika selama 50 tahun mencapai lebih dari 20 juta orang. "Jumlah kematian itu sudah terkendali karena upaya pengendalian konsumsi tembakau secara menyeluruh di Amerika Serikat yang menurunkan prevalensi merokok dari 48 persen pada 1965 menjadi 12 persen pada 2012," tuturnya.

Sedangkan kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2014 menyebutkan lima juta orang mati setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan konsumsi tembakau. "Menurut WHO pada 2015, lebih dari 600 orang mati setiap hari di Indonesia akibat penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok," katanya.

Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menerbitkan buku "Health and Economic Cost of Tobacco in Indonesia".

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan buku tersebut merupakan hasil kolaborasi para peneliti dari Balitbangkes dan perguruan tinggi. "Buku ini perlu diadvokasi kepada para pemangku kepentingan terkait pengendalian tembakau sebagai upaya menurunkan angka penyakit tidak menular," katanya.

Selain Hasbullah, peneliti lain yang terlibat dalam penyusunan buku itu adalah peneliti Balitbangkes Kemenkes Soewarta Kosen dan Nunik Kusumawardani serta peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Santi Martini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement