Kamis 09 Nov 2017 11:22 WIB

Alasan Gula Picu Risiko Munculnya Kanker

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Ada banyak sumber tambahan gula dari makanan dan minuman yang sering dikonsumsi setiap orang perharinya dengan jumlah yang mengejutkan.
Foto: flickr
Ada banyak sumber tambahan gula dari makanan dan minuman yang sering dikonsumsi setiap orang perharinya dengan jumlah yang mengejutkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyantap makanan bergula tidak baik bagi kesehatan jika jumlahnya berlebihan. Asupan gula yang terlalu banyak merupakan sumber penyakit bagi gigi, hati, hingga melebarnya lingkar pinggang. Bahkan sejumlah ilmuwan menyebut konsumsi gula bisa mendukung potensi perkembangan sel kanker.

Semua manusia memiliki sel kanker yang berpotensi untuk berkembang. Potensi ini sering datang dari glukosa yang terkandung dalam makanan sehingga dimetabolisme untuk munculnya sel baru. Namun ketika  sel normal bisa mengatur jumlah glukosa yang diolah, sel kanker justru malah menyerap semua glukosa secara terus menerus sehingga dapat direproduksi dengan cepat.

Seperti dilansir dari Thekitchn, semakin banyak glukosa yang terserap oleh sel jahat, maka semakin banyak juga sel-sel jahat yang tumbuh. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Warburg dan terjadi pada hingga 80 persen kanker. Sebenarnya, hubungan antara Efek Warburg dan kanker sangat penting, karena konsumsi glukosa berlebih akan bepengaruh pada salah satu alat diagnostik yang paling penting yakni Positron Emission Tomography (PET).

Periset mencari cara untuk menghentikan pertumbuhan tumor dengan menghalangi produksi energi sel kanker tanpa kelaparan sel biasa, namun sepertinya penciptaan pil ajaib masih jauh. Salah satu rintangan terbesar adalah fakta bahwa sel kanker tidak pilih-pilih.

Dalam artikel 2016 di New York Times, Dr. Chi Van Dang, direktur Abramson Cancer Center di Universitas Pennsylvania, mengatakan bahwa  dengan memblokir glukosa, sel kanker akan tumbuh dengan  menggunakan glutamin. Dan jika memblokir glukosa dan glutamin, mereka mungkin bisa gunakan asam lemak untuk berkembang.

Salah satu penyebab kanker lainnya adalah insulin, hormon yang sebenarnya bertanggunga jawab untuk menjaga kadar gula darah agar tubuh tetap sehat. Hipotesis ini sebagian besar merupakan hasil penelitian Lewis Cantley, yang telah terbukti bahwa insulin dan hormon terkait yang disebut IGF-1 memicu aktivasi protein yang terkait dengan kanker. Cantley mengatakan dalam beberapa kasus insulin menyebabkan kanker.

“Memang benar insulin itu sendiri yang menyebabkan tumbuhnya tumor," ujar Cantley.

Meski masih sekedar teori, sebuah studi yang baru saja dirilis oleh para periset di KU Leuven University di Belgia nampaknya menguatkan. Setelah Sembilan tahun meneliti, para ilmuwan menemukan kaitan antara protein Ras dan glukosa.

Laporan tersebut melaporkan, bahwa Efek Warburg menciptakan lingkaran setan melalui aktivasi Fruktosa-1,6-bisphosphate Ras, dimana fermentasi yang meningkat merangsang potensi onkogenik. Dalam istilah awam, gula mengaktifkan protein Ras, yang menyebabkan sel mengalami glukosa berlebihan dan cepat bereproduksi sehingga menjadi kanker.

Walaupun ini hanya salah satu bagian dari teka-teki, penelitian juga menunjukkan bahwa banyak orang yang terkena kanker kolorektal, pankreas, atau payudara memiliki tingkat insulin yang tinggi sebelum didiagnosis.

Bukan berarti harus berhenti mengonsumsi gula secata keseluruhan, yang terpenting adalah bagaimana cara mengontrol asupan gula dengan cerdas. Menjaga kadar gula dalam makanan berarti menjaga keseimbangan kadar insulin dalam tubuh sehingga ini bisa mengurangi risiko kanker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement