Selasa 17 Oct 2017 15:49 WIB

Pria Gemuk Rentan Denyut Jantung tak Teratur

Rep: Novita Intan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pria kegemukan (obesitas)
Foto: Reuters
Pria kegemukan (obesitas)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria dengan berat badan berlebih atau obesitas lebih berisiko memiliki denyut jantung tidak teratur atau ritmis pada usia 50 tahun. Sementara pada wanita kegemukan, kondisi itu cenderung terjadi pada usia 60 tahun.  

Dalam sebuah studi didapati pria dengan kegemukan didiagnosis menderita atrial fibrillation, suatu kondisi di mana bilik jantung bagian atas, atrium, bergetar dan bukannya berdenyut untuk memindahkan darah secara efektif-pada usia 50 tahun. Sementara bagi wanita kondisi itu lebih rentan terjadi pada usia 60 atau lebih tua.

Peningkatan ini terutama disebabkan indeks massa tubuh (BMI) pada pria (31 persen) lebih tinggi dibandingkan wanita (18 persen). "Kami menyarankan penurunan berat badan (baik) untuk pria dan wanita," kata Christina Magnussen, spesialis medis di University Heart Center di Hamburg, Jerman dikutip The Indian Express, Senin (16/10).

"Namun, karena peningkatan indeks massa tubuh lebih rentan pada laki-laki, pengendalian berat badan sangat penting bagi pria dengan kelebihan berat badan dan obesitas," kata Magnussen.

Selain indeks massa tubuh, kadar protein C-reaktif yang lebih tinggi (penanda peradangan) juga didapati meningkatkan risiko pada pria lanjut usia. Jika dua hal itu terjadi bersamaan, maka bisa meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat. "Sangat penting untuk lebih memahami faktor risiko atrial fibrillation yang dapat diubah," kata Magnussen dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Circulation.

"Jika strategi pencegahan menargetkan pada faktor risiko ini, kami memperkirakan kasus terkait atrial fibrillation menurun signifikan," katanya. Dalam penelitian ini, tim meninjau catatan 79.793 orang (usia 24-97) selama periode 12,6 sampai maksimum 28,2 tahun. Kondisi ini berkembang sekitar 24 persen pada pria dan wanita saat usia 90 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement