Sabtu 17 Jun 2017 08:02 WIB

Tiga Bahaya Terbesar Rokok, Masih Mau Merokok?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Esthi Maharani
Rokok
Rokok

REPUBLIKA.CO.ID, Meski kerap dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit berbahaya, kebiasaan merokok di Indonesia seakan tidak bisa meredup. WHO Report on Tobacco bahkan memprediksi bahwa tren merokok harian di Indonesia pada 2025 akan mencapai 79 persen.

"Artinya dari 10 orang delapan orang merokok, dua jadi korban (perokok pasif)," kata spesialis paru dr Sita Andarini SpP(K) PhD dalam diskusi kesehatan bersama MSD di Jakarta, Jumat (16/6).

Sita menyarankan kebiasaan tak sehat ini sebaiknya segera ditinggalkan. Salah satu alasannya, ada tiga hal berbahaya yang tersimpan di balik rokok. Ketiga hal tersebut tersebut ialah kandungan zat yang adiktif, toxic (beracun), dan karsinogenik (menyebabkan kanker).

"Adiktif membuat ketagihan," tambah Sita.

Meski berukuran kecil, asap yang timbul dari sebatang rokok mengandung sekitar empat ribu zat kimia yang bersifat toxic. Jumlah ini tak jauh berbeda dengan asap yang dihasilkan oleh pabrik kimia.

Yang lebih mencengangkan, tiga per empat dari mpat ribu zat berbahaya dalam asap rokok bersifat karsinogenik. Artinya, ada sekitar tiga ribu zat di dalam rokok yang mampu memicu terjadinya kanker.

Salah satu jenis kanker yang berkaitan erat dengan kebiasaan merokok adalah kanker paru. Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak terjadi dan memiliki angka mortalitas tinggi. Saat ini, kanker paru telah menjadi kanker paling mematikan pada pria dan paling mematikan kedua pada wanita.

Risiko kanker paru tidak hanya menghantui para perokok aktif tetapi juga pasif. Penelitian menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 13,6 kali lipat lebih besar untuk mengalami kanker paru dibandingkan bukan perokok. Sedangkan perokok pasif berisiko mengalami kanker paru empat kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.

"Yang paling penting adalah pencegahan, yaitu stop merokok," tegas Sita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement