Jumat 26 May 2017 17:59 WIB

Mengenal Kanker Nasofaring

Gaya hidup tak sehat dan enggan konsultasi dengan ahli medis membuat pria lebih rentan kanker dibanding wanita
Foto: corbis
Gaya hidup tak sehat dan enggan konsultasi dengan ahli medis membuat pria lebih rentan kanker dibanding wanita

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker menjadi salah satu penyakit mematikan dan banyak jenisnya. Salah satunya adalah kanker nasofaring. Sebenarnya apa itu kanker nasofaring?

Seperti dilansir WebMD, kanker ini merupakan jenis kanker pada leher dan kepala yang relatif jarang ditemukan. Kanker tumbuh di bagian atas tenggorokan, di belakang hidung atau disebut nasofaring.

Nasofaring berada di dasar tengkorak Anda, tepatnya di atas langit-langit mulut Anda. Saat Anda bernafas, udara mengalir melalui hidung ke tenggorokan dan nasofaring, dan akhirnya masuk ke paru-paru Anda.

Sekalipun para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti munculnya kanker nasofaring, namun kanker ini berhubungan kuat dengan virus Epstein-Barr (EBV)--virus dari famili herpes.

Namun, tak berarti mereka yang terinfeksi EBV pasti mengalami kanker nasofaring. Di Amerika Serikat, kebanyakan yang terinfeksi virus EBV tak mengalami masalah dalam jangka panjang karena sistem kekebalan dalam tubuh menghancurkan virus.

Tetapi, kadangkala DNA dari virus bercampur dengan DNA dalam sel nasofaring. Perubahan DNA ini menyebabkan sel-sel tumbuh dan membelas abnormal, menyebabkan kanker. Hal ini merupakan kasus langka.

Kasus kanker nasofaring paling banyak ditemukan di Cina bagian tenggara, bagian Asia lainnya, Afrika Utara, populasi Inuit di Alaska dan Kanada.

Di samping itu, para pria berusia di bawah 55 tahun patut waspada karena termasuk dalam kelompok yang berisiko terkena kanker nasofaring.

Konsumsi makanan mengandung garam berlebihan, riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker nasofaring serta pernah terinfeksi EBV juga menjadi faktor risiko.

Beberapa studi menemukan mereka yang merokok, peminum minuman beralkohol serta pekerja di area berdebu atau terpapar senyawa kimia formaldehida (metanal atau formalin) berisiko lebih tinggi mengalami kanker nasofaring.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement