Sabtu 11 Mar 2017 17:00 WIB

Ini Gejela Klinis Warga yang Terkena MSS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agus Yulianto
Tes kandungan DNA Babi oleh LPPOM MUI Pusat
Foto: JAK TV
Tes kandungan DNA Babi oleh LPPOM MUI Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemprov Bali terus mengatisipasi meluasnya suspect meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi yang dialami sejumlah warga di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan, data Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah menunjukkan sebanyak 21 kasus positif MSS teridentifikasi sepanjang tiga tahun terakhir (2014-2016). Kabar terkini menyebutkan ada 13 kasus serupa di Kabupaten Badung di mana tujuh kasus sudah diambil sampelnya dan sedang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah.

"Hasil sementara pemeriksaan sampel yang dikirim ke RSUP Sanglah menyebutkan dua kultur darah pasien dinyatakan positif MMS," ujarnya, Jumat (10/3). Streptococcus Suis adalah patogen babi yang erat kaitannya dengan berbagai penyakit pada babi. Bakteri ini banyak terdapat pada saluran pernapasan, pencernaan, dan organ genital babi

Dia menyebutkan, gejala klinis bila warga terkena MSS. Yakni antara lain panas, perubahan kesadaran, kaku kuduk, sakit kepala, dan sering menimbulkan tuli saraf derajat sedang, berat, dan bilateral.

Masyarakat bisa mencegah penularannya dengan cara membeli daging babi di tempat resmi sehingga babi yang dipotong dipastikan dalam kondisi sehat. "Masa inkubasi MSS adalah beberapa jam hingga 14 hari setelah makan produk babi terinfeksi, baik itu mentah, setengah matang, seperti olahan lawar merah atau komoh," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, mengatakan, banyaknya peternak babi di Bali dan pola konsumsi masyarakat yang berkaitan dengan olahan babi, memiliki risiko terhadap terjadinya infeksi MSS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement