REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand merupakan negara pertama di Asia, yang mampu memutus penularan virus perusak kekebalan manusia (HIV) dari ibu ke anaknya, kata Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (8/6).
Saat Anya Nopalit, positif mengidap HIV, mengandung anak pertamanya enam belas tahun lalu, ia khawatir akan menulari penyakit itu ke anaknya. Namun beruntungnya, Thailand meresmikan program pada tahun itu, yang menyediakan penyembuhan anti-retroviral (ARV) dan konseling untuk perempuan hamil dengan HIV.
Anak yang dikandung Anya pun terbebas dari virus tersebut. Satu dasawarsa kemudian, ia mengandung anak kedua. Namun, ia kali itu telah dibekali pengetahuan memantau kadar HIV di darahnya melalui perhitungan virus di aliran darah.
Nantinya, sel darah putih CD4 akan melindungi perempuan itu dari infeksi. Ia yakin bahwa anaknya tidak akan tertular virus itu.
"Saat mengandung anak pertama, saya takut ia tertular, tetapi anak kedua ini tidak membuat khawatir karena saya mengetahui jumlah virus di aliran darah dan kadar sel CD4, sehingga anak saya tidak akan ikut tertular," kata Anya saat memancing di wilayah timur, Provinsi Chanthaburi, via telepon.
WHO mengumumkan Thailand telah menjadi negara pertama di Asia yang mampu memutus transmisi HIV dan bakteri sifilis dari ibu ke anaknya. Pemutusan transmisi itu mampu mengurangi jumlah penularan di tingkat rendah, sehingga masalah tersebut tak lagi jadi isu kesehatan publik.
Pada tahun lalu, Kuba adalah negara pertama mendapat validasi WHO atas upayanya menghilangkan penularan HIV dari ibu ke anak. Di sisi lain, Thailand, negara dengan 450 ribu jiwa yang terinfeksi HIV merupakan, "negara pertama dengan tingkat pengidap epidemi HIV tinggi yang dapat memastikan adanya generasi bebas AIDS," terang WHO.
"Ini adalah pencapaian menakjubkan bagi negara yang memiliki ribuan pengidap HIV," kata Dr Poonam Khetrapal Singh, kepala WHO Asia Tenggara. "Thailand telah menunjukkan pada dunia bahwa HIV dapat ditaklukkan," tambahnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
