Selasa 24 May 2016 09:05 WIB

Ilmuwan Prihatin Soal Penyebaran Penyakit Terkait Hewan

Penelitian virus Zika
Foto: Youtube
Penelitian virus Zika

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Ilmuwan PBB menyampaikan keprihatinan mengenai peningkatan penyebaran penyakit yang menular dari binatang ke manusia. Mereka menyatakan hal ini menimbulkan kepanikan di kalangan ilmuwan.

Kepala Ilmuwan Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) Jacqueline McGlade mengatakan lonjakan penyakit tersebut sangat berkaitan dengan penggerogotan habitat alam oleh manusia. Sehingga memungkinkan patogen di suaka margasatwa menyebar dengan mudah ke ternak dan manusia.

"Ebola, flu unggas, sindrom pernafasan Timur Tengah, demam lembah rift dan penyakit virus zika adalah masalah besar hari ini dan langkah keamanan mendesak harus dilakukan," kata McGlade dalam pertemuan dengan awak media di sisi Sidang Umum Lingkungan Hidup PBB (UNEA), yang berlangsung di Nairobi Senin (23/5)

Wanita ilmuwan itu mengatakan 1.200 ilmuwan yang menerbitkan laporan keenam Penampilan Lingkungan Hidup Global terkejut dengan temuan mereka. McGlade mengatakan sekarang pemerintahlah yang harus menerapkan kebijakan yang dapat membantu menangani penyebab penyakit tersebut, yang telah menewaskan banyak orang dalam satu tahun belakangan.

Ia menyatakan kebersihan yang buruk, kemiskinan dan kurangnya akses ke makanan bergizi juga harus dihadapi. Sebab semua itu mempercepat kematian manusia di banyak negara. 

"Menghadapi patogen hewan di antara kita seperti kita duduk di bom waktu dan kita harus mulai melakukan tindakan yang berbeda guna membantu mengakhiri semua itu dan memelihara nyawa manusia," tambah McGlade.

Ilmuwan tersebut menyatakan meskipun polusi udara menewaskan tujuh juta orang setiap tahun, sayangnya sebagian negara masih tidak memiliki kebijakan untuk membantu menangani ancaman itu. McGlade mengatakan semua pemerintah perlu memiliki kebijakan kuat seperti yang mereka lakukan pada masa lalu sehingga kematian yang tidak perlu tersebut dapat dihentikan.

"Kurangnya akses ke air bersih dan kebersihan, yang mengakibatkan 842 ribu orang meninggal karena penyakit diare setiap tahun. Ini juga memperlukan campur tangan serius," tambah McGlade.

Ia menyatakan dampak perubahan iklim memiliki konsekuensi sangat besar bagi ekosistem, manusia, aset dan ekonomi. McGlade mengungkapkan bahwa Afrika dan Amerika Latin mengandalkan sektor keuangan yang aktif untuk tumbuh. Tapi sayhal itu tidak membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Afrika perlu membuat keragaman dari pertambangan, kegiatan tradisional yang merusak lingkungan hidup tapi tidak menguntungkan masyarakat," kata wanita ilmuwan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement