Jumat 06 May 2016 10:01 WIB

Pensiun Dini Bisa Sebabkan Karyawan Mati Lebih Dini Pula

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Karyawan yang bahagia akan bekerja lebih optimal.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Karyawan yang bahagia akan bekerja lebih optimal.

REPUBLIKA.CO.ID, Di usia senja, tak jarang para karyawan mulai menghitung mundur waktu pensiun mereka dengan antusias. Akan tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa pekerja yang pensiun sebelum memasuki usia 65 tahun memiliki risiko kematian lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Oregon State University menemukan bahwa bekerja hingga usia di atas 65 tahun memberikan harapan hidup yang lebih besar. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa pekerja yang baru pensiun di atas umur 65 tahun memiliki risiko kematian lebih rendah sebesar 11 persen.

Lebih rendahnya risiko kematian pekerja yang pensiun di atas 65 tahun ini tidak hanya berlaku pada pekerja yang sehat. Pekerja dengan masalah kesehatan namun tetap bekerja hingga di atas usia 65 tahun juga memiliki risiko kematian lebih rendah 9 persen dibandingkan pekerja yang pensiun sebelum berusia 65 tahun.

Kepala peneliti Chenkai Wu mengungkapkan bahwa temuan ini bisa jadi tidak berlaku bagi semua orang. Akan tetapi, dari temuan ini para peneliti berkesimpulan bahwa bekerja dapat memberi keuntungan ekonomi dan sosial bagi para pekerja. Keuntungan-keuntungan ini yang kemudian memberi dampak pada lebih panjangnya harapan hidup dari pekerja yang pensiun di atas usia 65 tahun.

"Sebagian besar penelitian serupa hanya berfokus pada dampak ekonomi dari menunda pensiun. Saya pikir ada baiknya untuk melihat juga dari sisi kesehatannya," jelas Wu.

Dalam penelitian ini, Wu merujuk pada data pekerja Amerika Serikat yang didapatkan dari Healthy Retirement Study dalam periode 1992 hingga 2010. Wu menilai pekerja Amerika Serikat dapat menjadi objek penelitian yang tepat karena para pekerja di Amerika memiliki waktu pensiun yang lebih fleksibel dibandingkan negara lain.

Dari data tersebut, tim peneliti memilih 2.956 individu yang masih bekerja di 1992 dan sudah pensiun di 2010. Seluruh individu pekerja tersebut kemudian dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sehat dan tidak sehat. Sebanyak dua per tiga dari peserta penelitian masuk ke dalam kelompok yang sehat, dan sisanya masuk ke dalam kelompok tidak sehat.

Dalam penelitian jangka panjang ini, peneliti menemukan bahwa pekerja yang bekerja satu tahun lebih lama dari pekerja lain yang telah pensiun memiliki risiko kematian lebih rendah. Yang cukup menarik perhatian para peneliti ialah kelompok tidak sehat pun memiliki risiko kematian lebih rendah 9 persen ketika pensiun lebih lama dibandingkan seharusnya.

"Temuan ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang tetap aktif dan sibuk mendapatkan manfaat dari situ," ungkap Wu, dikutip dari Daily Mail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement