Ahad 31 Jan 2016 17:50 WIB

Para Pecinta Kopi, Simak Info tentang Kopi Decaf Ini

Rep: c34/ Red: Andi Nur Aminah
Minum kopi dalam jumlah besar secara rutin mengakibatkan kecanduan akan kafein. Sementara kafein memiliki sejumlah dampak buruk bagi tubuh.
Foto: flickr
Minum kopi dalam jumlah besar secara rutin mengakibatkan kecanduan akan kafein. Sementara kafein memiliki sejumlah dampak buruk bagi tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, Kopi decaf alias kopi tanpa kafein bisa menjadi penyelamat bagi individu yang ingin menikmati secangkir kopi di akhir hari tanpa terjaga saat malam. Tapi, apa sih tepatnya kopi decaf itu, dan bagaimana cara membuatnya?

Secara teknis, minuman tersebut tak betul-betul bebas kafein. Namun, sekira 97 persen kafein dihilangkan dalam kopi decaf.

Proses dekafeinasi terbagi dalam dua kategori, yakni langsung dan tidak langsung. Dekafeinasi langsung memungkinkan kafein dalam biji kopi segera terlarut dan hilang.  Sementara, dekafeinasi tidak langsung menghilangkan kafein dalam biji kopi dengan cara mengembunkan uap dari biji kopi. Kedua proses itu diakhiri dengan merendam biji kopi untuk mempertahankan rasa aslinya.

Dekafeinasi berbasis pelarut adalah salah satu proses dekafeinasi tertua. Hal ini bergantung pada beberapa jenis bahan kimia untuk mencuci kafein dari biji kopi.

Awalnya, digunakan benzena lantas diikuti TCE dan metilen klorida. Sekarang, sebagian besar pelarut yang digunakan adalah etil asetat karena masalah kesehatan yang dibawa pelarut lainnya.

Karbon atau arang filter juga dapat digunakan untuk menghilangkan kafein. Proses lain, yaitu penggunaan karbon dioksida bertekanan tinggi untuk menghilangkan sebagian besar kafein dalam biji kopi juga kerap dilakukan.

Terkini, ada metode trigliserida yang mengaplikasikan minyak kopi yang diperoleh dari bubuk kopi bekas untuk menarik kafein dari biji kopi. Proses itu diyakini paling mampu mempertahankan unsur kopi pada biji yang sudah terdekafeinasi.

Sebenarnya, Anda juga bisa mengurangi jumlah konsumsi kafein tanpa minum kopi decaf. Caranya, dengan memilih kopi dari jenis tertentu.

Perlu diketahui, biji kopi Robusta mengandung dua kali kafein lebih banyak dari biji kopi Arabika. Hingga kini, para ilmuwan masih mempelajari bagaimana menumbuhkan biji kopi yang mengandung kafein lebih sedikit dari Arabika.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement