Selasa 05 Jan 2016 14:14 WIB

Berkepribadian Unik, Ini Cara Ortu Sikapi Anak ADHD

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Anak dengan ADHD perlu mendapatkan perhatian khusus. Orang tua juga diminta bersikap ekstra sabar saat berhadapan dengan anak ADHD.
Foto: kars4kars
Anak dengan ADHD perlu mendapatkan perhatian khusus. Orang tua juga diminta bersikap ekstra sabar saat berhadapan dengan anak ADHD.

REPUBLIKA.CO.ID, Masing-masing anak memiliki pribadi yang unik tergantung dari gen dan sifat bawaan dari orang tuanya. Maka, mereka perlu dilatih agar menjadi anak yang memiliki perilaku aktif dan fleksibel sesuai dengan potensi optimalnya.

 

Tapi, lain hal dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Mereka tentu tidak bisa diajarkan menggunakan cara normal agar dapat menjalin komunikasi dengan baik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk dengan orang tua.

 

Menurut Psikolog Klinis Ciputra Medical Center, Christina Tedja, MPsi, orang tua juga kerap salah dalam memperlakukan anak dengan kondisi ADHD.  Mereka cenderung selalu menuruti kemauan sang anak termasuk ketika anak tantrum dan mengamuk.

 

“Ketika menghadapi kondisi tersebut, orang tua kebanyakan malah menuruti kemauan anak walaupun apa yang diinginkannya bertentangan dengan peraturan yang dibuat orang tua. Hal tersebut jelas salah, karena anak dengan ADHD bukannya tidak boleh diberikan hukuman sebagai bentuk pencegahan,” ungkap Christina.

 

Hukuman, lanjutnya juga penting dilakukan bagi anak dengan kondisi tersebut. Namun, yang membedakan hukuman anak dengan ADHD dengan anak normal adalah cara orang tua dalam menyampaikan dan melarang sesuatu yang dianggap salah.

 

“Bukan membentak, tapi berikan waktu untuk berkomunikasi khusus dengan nada lembut namun bersifat penegasan. Tanyakan pelan-pelan apa yang sebenarnya mereka inginkan. Ajak anak bersama-sama mengamati lingkungan, mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak,” katanya.

 

Selain itu, orang tua juga harus memiliki kesabaran ekstra pada anak dengan ADHD. Karena apa yang disampaikan orang tua tidak bisa diserap satu kali oleh sang anak. Hal ini dikarenakan, otak anak dengan ADHD sulit untuk menerima stimulasi dari orang lain di sekitarnya termasuk dengan orang tuanya sendiri.

 

“Yang terpenting adalah kesabaran dari orang tua dan rutin berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan edukasi. Kedua orang tua juga harus kompak dalam menghadapi anak-anak mereka yang mengalami kondisi seperti ini. Tidak boleh saling menyalahkan atas kondisi yang dialami oleh anaknya,” ungkap Christina.

 

Kerjasama yang baik antar kedua orang tua maupun dokter dan para guru di sekolah, sangat penting dalam mengatasi anak dengan kondisi ABHD. Sebab, hal ini dapat membantu anak lebih mudah menyerap infomasi dan membatasi sikap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement