Kamis 26 Feb 2015 19:45 WIB

Gagal Ginjal tak Melulu Disebabkan Minuman Bersoda

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Soda
Foto: Youtube
Soda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Ginova Nainggolan, menyatakan bahwa gangguan atau penurunan fungsi ginjal bisa dikarenakan banyak faktor atau kompleks.

Ia menegaskan, penyebab penurunan fungsi ginjal itu multifaktor dan tidak bisa mengarahkan pada satu penyebab saja. “Salah satu faktor pendorongnya justru dari kondisi-kondisi seperti hipertensi dan diabetes karena sebenarnya semua saling terkait. Gaya hidup santai yang ditambah dengan pola asupan gizi tidak seimbang justru berperan penting dalam meningkatkan risiko penyakit ginjal,” kata pria yang juga Konsultan Ginjal & Hipertensi ini, di Jakarta, Kamis (26/2).

Ia menyebutkan hasil kajian dari US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Desease mengidentifikasikan bahwa resiko penyakit ginjal kronis disebabkan oleh faktor-faktor seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan sejarah medis keluarga yang mengidap gagal ginjal. Saat disinggung penyebab gangguan fungsi ginjal karena minuman ringan berpemanis, seperti misalnya minuman berkarbonasi, ia membantahnya.

Menurutnya, tidak ada korelasi langsung antara minuman bersoda dengan gangguan ginjal. Asalkan, selama diikuti dengan gaya hidup yang seimbang, meminum minuman bersoda tidak serta merta merusak fungsi ginjal.

“Konsumsi berbagai jenis obat-obatan yang tidak mengindahkan anjuran-anjuran dokter yang dilakukan secara berkepanjangan justru lebih meningkatkan risiko kerusakan ginjal,” ujarnya. Ini diperkuat dengan hasil studi Andrew S Bomback bersama empat pakar lain asal Amerika pada tahun 2009 yang diakui para ahli dibidang Nefrologi (Ginjal) dan telah dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah.

Andrew S Boomback bersama para ahli lainnya membandingkan 477 orang dalam Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA) dan meneliti hubungan antara konsumsi minuman berpemanis lebih dari satu porsi per hari, lebih dari satu porsi/minggu dan satu sampai enam porsi/minggu terkait dengan kondisi penyakit ginjal kronis. Salah satu temuannya sudah dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah.

Hasilnya adalah tidak ada perbedaan dalam hal risiko secara klinis pada penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini juga menyimpulkan adanya kelemahan hubungan konsumsi minuman berpemanis dengan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis.

Sementara itu,  Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Suroso Natakusuma menegaskan, masyarakat harus mendapatkan informasi yang benar dan komprehensif terkait dengan isu-isu kesehatan. Termasuk tentang asupan makanan dan minuman, serta pentingnya gaya hidup aktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement