Senin 01 Dec 2014 07:02 WIB

Remaja Ternyata Menutup Fungsi Otak Selama Dikritik

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Otak/ilustrasi
Foto: wikimedia
Otak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini masyarakat luas percaya jika remaja menutup otak mereka dan berhenti mendengarkan ketika mereka berpikir mereka sedang dikritik. Ternyata, hal tersebut tak sepenuhnya salah.

 

Bukti ilmiah, seperti dikutip dari The Independent, Senin (1/12), menyatakan kebenaran pendapat tersebut.

Anak-anak muda yang tampaknya mudah tersinggung dan tidak kooperatif tidak melakukan hal tersebut hanya untuk menjadi sukar dipahami. Sebuah penelitian menunjukkan, para remaja menjadi mudah tersinggung dan tidak kooperatif karena mereka tidak sadar jika secara otomatis mereka memblok komentar negatif, ketika mereka merasa mereka menghadapi suatu serangan verbal.

Sebuah kelompok yang terdiri dari 40 remaja antara usia 11 dan 17, dengan rata-rata usia 14 dan juga termasuk 25 anak perempuan, diuji di laboratorium dalam sebuah studi oleh ahli saraf dari Universitas Pittsburgh, California Berkeley dan Harvard. Hasil penelitian tersebut kemudian diterbitkan dalam jurnal Perkembangan Neuroscience Kognitif.

Para subjek penelitian, di mana 26 di antaranya tidak memiliki riwayat kesehatan jiwa dan 14 lainnya telah didiagnosis dengan gangguan depresi akut, masing-masing mendengarkan dua klip audio dari ibu mereka sendiri sepanjang 30 detik. Dalam klip audio tersebut, salah satu yang dibicarakan ibu mereka ialah tentang hal-hal keseharian seperti berbelanja dan kritik terhadap kebiasaan dan perilaku mereka.

Tiga area otak kemudian dianalisis, sistem limbik, di mana emosi negatif diproses, korteks prefrontal, yang mengatur emosi, dan persimpangan dari lobus temporal dan parietal, yang membantu dalam memahami perspektif orang lain. Para peneliti kemudian menemukan bahwa selama kritik dan beberapa waktu setelah itu, para remaja ditemukan telah mengurangi aktivitas di daerah yang berkaitan dengan pengendalian emosi dan empati, dengan peningkatan perasaan negatif.

Penutupan pada area-area otak tersebut juga dapat dianggap sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan situasi agar tidak di luar kendali. Studi ini juga menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak secara signifikan dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia atau kesehatan mental remaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement