Jumat 10 Oct 2014 14:00 WIB

Stroke atau Migrain? Kenali Bedanya

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sakit kepala migrain
Foto: corbis.com
Sakit kepala migrain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri kepala, penglihatan kabur, bingung, dan pusing adalah gejala yang sama dari dua penyakit berbeda, migrain dan stroke. Namun, jika Anda tak mengetahui perbedaannya maka dapat membahayakan hidup Anda.

Profesor Kedokteran di NYU Langone Medical Center, Ravindra Rajmane mengatakan bahwa migrain dan stroke mempunyai gejala yang sama, namun dampaknya berbeda. Menurutnya, migrain akan hilang dengan sendirinya dengan atau tanpa obat, sedangkan stroke dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam jika tidak ditangani dengan baik.

"Jika Anda terlalu sering migrain, maka ada baiknya Anda memeriksakannya ke dokter. Ini adalah keputusan bijaksana," ujar Ravindra, dilansir dari Newsmax Health, Jumat (10/10).

Stroke merupakan penyebab utama kematian dari 140 ribu jiwa per tahun di dunia. Stroke disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah yang menyebabkan perdarahan di otak (disebut stroke hemoragik) dan memerlukan operasi untuk mengatasinya. Stroke juga bisa disebabkan gumpalan darah (stroke iskemik atau obstruktif), yang dapat diobati dengan antikoagulan dikenal sebagai aktivator jaringan plasminogen (tPA).

Sejumlah gejala stroke adalah mati rasa mendadak pada wajah, lengan, atau kaki. Kedua, bingung mendadak atau tiba-tiba kesulitan berbicara atau memahami orang lain.

Ketiga, tiba-tiba kesulitan untuk melihat pada salah satu mata. Ketiga, pusing mendadak, sulit berjalan atau kehilangan keseimbangan tubuh. Keempat, sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.

Migrain ditandai dengan denyut kepala yang intensif. Migrain biasanya disertai dengan mual, muntah, gangguan penglihatan, dan peka terhadap cahaya juga suara. Beberapa penelitian menunjukkan mungkin ada hubungannya antara sering migrain dengan stroke.

Beberapa strategi penting untuk mengurangi stroke antara lain makan makanan sehat, menjaga berat badan seimbang, menghindari rokok, membatasi konsumsi alkohol, mengecegah kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Ravindra menambahkan bahwa stroke harus ditangani dengan cepat sebab bisa menyebabkan kerusakan otak signifikan, cacat, hingga kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement