Jumat 21 Mar 2014 15:37 WIB

Ganguan Gusi Seringkali Lepas dari Perhatian

Rep: Indah Wulandari/ Red: Joko Sadewo
Radang Gusi
Foto: radanggusi.com
Radang Gusi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maya, seorang karyawati swasta tercengang saat merasakan gigi gerahamnya tiba-tiba goyang. Padahal sebelumnya ia tidak merasakan gangguan yang berarti. Setelah ia berkonsultasi pada dokter, barulah ia ingat bahwa seringkali gusinya bengkak dan berdarah saat menyikat gigi.

“Permasalahan gusi seringkali menjadi sebuah dilema yang disebut sebagai silent disease. Hal ini dikarenakan pada kasus-kasus yang sering terjadi, kebanyakan pasien tidak menyadari ketika mereka sedang mengalami permasalahan gusi atau periodontal,"ujar spesialis gigi drg. Sandra Olivia, MARS, SpPerio.

Saat ini, ujar drg. Sandra, permasalahan gusi kian menjadi ancaman kesehatan yang nyata di Indonesia. Sebuah riset memperlihatkan bahwa 5 dari 10 penduduk Indonesia pernah mengalami masalah gusi (Synovate AsiaBus, 2011).

 

Sedangkan sebuah studi lainnya menunjukkan bahwa jumlah penderita gusi bermasalah di Indonesia kini semakin meningkat, dari 19 persen di tahun 2012 (IPSOS Consumer Tracking, 2012) menjadi 28 persen di tahun 2013 (IPSOS Consumer Tracking, 2013).

Memang, permasalahan gusi biasanya terlewatkan karena seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa ternyata mereka memiliki masalah gusi. Tidak seperti masalah gigi berlubang atau masalah gigi bungsu yang seringkali menimbulkan rasa sakit pada penderitanya, masalah pada gusi pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.

Sebuah organisasi ahli kesehatan gigi dan mulut bidang periodontologi di Amerika Serikat (American Academy of Periodontology, 2013) mengungkapkan bahwa pada banyak kasus, tahap awal dari penyakit gusi dan periodontal (jaringan pendukung gigi) seringkali tanpa gejala rasa sakit; banyak orang dewasa menderita penyakit ini dan mereka tidak mengetahuinya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement