Rabu 17 Jan 2018 09:05 WIB

Obesitas Pengaruhi Kelancaran ASI

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Obesitas/ilustrasi
Obesitas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Obesitas tak hanya berkaitan dengan peningkatan risiko komplikasi saat proses melahirkan. Obesitas juga disinyalir dapat memperlambat proses dimulainya produksi ASI (laktogenesis).

Hal ini diketahui setelah sekelompok dokter asal Amerika Serikat melakukan pemantauan terhadap lebih dari 200 ibu yang baru saja melahirkan. Tim dokter menemukan bahwa keterlambatan proses laktogenesis lebih sering terjadi pada ibu yang obesitas ketika melahirkan.
 
"Temuan ini mendapati bahwa menyusui merupakan hal yang lebih sulit pada para ibu yang obesitas sejak sebelum hamil," ungkap direktur di bidang pediatri dari Cohen Children's Medical Center Dr Sophia Jan, New York, seperti dilansir Everyday Health.
 
Keterlambatan proses laktogenesis pada ibu obesitas juga dapat berdampak pada bayi yang baru dilahirkan. Bayi dari ibu obesitas yang mengalami keterlambatan laktogenesis cenderung kehilangan berat badan lebih banyak di hari atau minggu pertama setelah dlahirkan.
 
Di sisi lain, bayi-bayi ini juga cenderung hanya akan disusui dengan susu formula. Padahal, kandungan nutrisi dari susu formula tidak bisa menyamai keunggulan ASI.
 
Berdasarkan studi yang dipimpin oleh pakar gizi Profesor Diane Spatz ini, keterlambatan proses laktogenesis pada ibu obesitas bisa mencapai lebih dari tiga hari setelah melahirkan. Keterlambatan proses laktogenesis pada ibu obesitas mencapai hampir 58 persen.
 
"Studi ini menegaskan pentingnya intervensi target dan dukungan untuk menolong wanita-wanita
(obesitas) ini dalam mencapai tujuan menyusi mereka," terang Spatz.
 
Di sisi lain, spesialis obstetri dan ginekologi dari Lenox Hill Hospital Dr Jennifer Wu juga memiliki pendapat yang sama. Ia berharap temuan ini dapat membuat wanita-wanita obesitas menyadari bahwa berat badan mereka dapat mempengaruhi produksi ASI ketika mereka memiliki anak nanti.
 
Wu juga menegaskan bahwa ibu obesitas yang mengalami keterlambatan laktogenesis tidak menyerah dan langsung beralih pada susu formula. Para ibu obesitas harus terus berupaya menyusui lebih lama agar payudara terstimulasi dan ASI dapat keluar dengan lancar.
 
"Pasien harus diingatkan bahwa ada manfaat bahkan pada ASI dalam jumlah yang sedikit," tegas Wu.
 
Secara statistik, seseorang dapat dikatakan obesitas jika memiliki Massa Indeks Tubuh (MIT) 30 ke atas. MIT diukur berdasarkan tinggi dan berat badan tiap individu. Di kawasan Asia, individu bisa dikatakan obesitas jika memiliki MIT 25 atau lebih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement