Jumat 22 Dec 2017 12:18 WIB

Menjaga Kesehatan Otak dengan Salad, Bagaimana Caranya?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Salad sayuran
Foto: pixabay
Salad sayuran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyantap salad yang dipenuhi dengan sayuran hijau seperti bayam, selada dan kale setiap hari dapat membuat otak menua lebih lambat. Di samping itu, kebiasaan menyantap salad sehat ini juga dapat mencegah demensia.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Amerika. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan menyantap sayuran hijau setiap hari dapat memperlambat laju penurunan daya ingat dan penurunan kemampuan berpikir.

Pada kelompok orang yang paling banyak menyantap sayuran hijau dan berdaun, proses penuaan otak juga berjalan lebih lambat 11 tahun. Dengan kata lain, orang-orang yang banyak menyantap sayuran hijau dan berdaun setiap hari memiliki usia otak 11 tahun lebih muda dari usia seharusnya.

"Menambah satu porsi sayuran hijau dan berdaun setiap hari dalam pola makan Anda dapat menjadi cara yang sederhana untuk memelihara kesehatan otak Anda," terang Martha Clare Morris dari Rush University, seperti dilansir Indian Express.

Mengingat kasus demensia terus meningkat seiring dengan bertambahnya kelompok lanjut usia, Morris menilai upaya pencegahan perlu dilakukan sejak dini. Membiasakan diri menyantap sayuran hijau dan berdaun setidaknya satu porsi sehari sejak dini dapat menjadi strategi pencegahan yang mudah dilakukan oleh masyarakat.

"Strategi efektif untuk mencegah demensia sangat dibutuhkan," kata Morris.

Studi mengenai konsumsi sayuran hijau dan kesehatan otak ini dilakukan dengan melibatkan 960 lansia dengan rata-rata usia 81 tahun. Para lansia yang ikut serta dalam studi tidak menderita lansia.

Pemantauan selama lebih dari 10 tahun menunjukkan bahwa laju penurunan otak pada kelompok lansia yang gemar menyantap sayuran hijau dan berdaun lebih lambat 0,05 standardised unit per tahun dibandingkan laju penurunan pada kelompok lansia yang jarang menyantap sayuran hijau dan berdaun. Perbedaan ini setara dengan 11 tahun lebih muda dalam ukuran usia manusia.

Hasil temuan ini tetap terbukti keabsahannya setelah memperhitungkan beeberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi kondisi kesehatan otak, seperti kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, obesitas, tingkat pendidikan serta aktivitas fisik dan kognitif para partisipan. Temuan ini telah dimuat dalam jurnal Neurology beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement