Rabu 20 Dec 2017 13:05 WIB

Ibu Hamil tak Bahagia, Berdampak Langsung pada Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Ibu hamil
Foto: Republika/Prayogi
Ibu hamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Klinis Anak, Anastasia Satriyo mengatakan saat hamil ibu harus bahagia. Karena hal ini akan memengaruhi anak didalam kandungannya. Lalu apa sebenarnya dampak bila ibu hamil tidak bahagia?

Menurutnya, dampak jangka pendek ibu hamil tidak bahagia dia akan menjalani kehamilan dengan penuh keluhan (painfull). "Waktu itu relatif, kalau kita menjalani bersama orang yang kita sayang rasanya kok cepat, begitu juga sebaliknya. Sembilan bulan kehamilan antara kita bisa menikmati, oh kok cepat banget, tahu-tahu trisemester tiga. Tapi ada juga aduh kapan sih nih brojolnya, udah engap banget. Jadi penerimaan ibu penting untuk kondisinya," jelasnya.

Sedangkan dampak jangka panjangnya, apa yang anak rasakan dimasa kandungan terekam sama anak, ketika lahir anak akan terasa. "Saya psikolog anak, ketika menangani klien yang bermasalah, kita melihat sejarah saat kehamilan. Misalnya anak uring-uringan, gampang marah, emosi meluap-luap. Selain saya tanya perkembangannya, umur berapa bisa jalan, saya tanya juga emosinya saat kehamilan. Misalnya saat hamil suka marah dan buang-buang barang, anaknya bisa jadi seperti itu juga. Itu bukan magis, tapi kita ada interaksi emosi, itu direkam sama anak," jelasnya.

Pengalaman ibu hamil baik fisik maupun psikologis bisa terekam oleh anak saat lahir. Itu namanya psikogenetik. Hal ini karena pengalaman itu direkam oleh DNA, DNA ini layaknya sebuah memory card. Jadi secara sadar dan tidak sadar itu terekam. Sehingga penting bagi ibunya dan anaknya melakukan healing, pengolahan diri, pengolahan batin, bisa dengan metode apapun. Tapi dari sisi psikologis bisa dengan mindfull meditation, atau deep breathing mindfull. 

"Atau kalau saya suka sarankan klien, di Youtube itu ada namanya ho'oponopono, ada empat kata diulang-ulang, empat kata universal, Im Sorry, Please For Give Me, Thank You dan I Love You. Tidak usah dihafalin, sambil dengarkan lagu, kita bisa sambil mau tidur, rileks atau lagi macet daripada marah. Kita bisa dengarkan lagu itu, ini namanya visual imagery. Bayangkan secara visual saat anak dikandungan, saat kita tidak terima, atau diusia berapapun. Karena kita yang tahu kondisinya saat itu, hadirkan se real mungkin warna baju kita apa, ruangannya gimana, perasaan kita apa, lalu katakan empat kata tadi dan itu bisa dilakukan pada anak saat anak persis sedang merasakan hal tidak enak, bisa juga dilakukan pada diri kita sendiri, karena kita paling banyak menuntut diri kita, supaya kita bisa memaafkan diri kita, berdamai dengan diri kita," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement