Rabu 06 Dec 2017 17:29 WIB

Cara Terbaik Melawan Diabetes dengan Menangani Faktor Risiko

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Winda Destiana Putri
Diabetes
Foto: Boldsky
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli penyakit diabetes dan endokrinologi Dr Goh Kian Peng mengatakan bahwa cara terbaik melawan Diabetes Melitus (DM) adalah dengan menangani faktor risikonya. Faktor genetik hanya berkontribusi 25 persen sehingga 75 persen dari seluruh faktor risiko penyakit masih bisa dikendalikan.

"Faktor usia dan keturunan memang tidak dapat diubah namun olah raga dan diet adalah pilihan gaya hidup yang bisa ditangani. Memang ada beberapa jenis DM yang sangat tinggi faktor keturunannya tetapi jumlahnya sangat sedikit," ujar Goh Kian Peng, ahli diabetes dan endokrinologi dari Farrer Park Hospital Singapura dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (5/12).
 
Selama lebih dari 10 tahun terakhir dikatakan telah muncul berbagai model pengobatan baru yang membidik jalur-jalur metabolisme. Dengan demikian saat ini ada banyak pilihan model pengobatan yang lebih sesuai dengan pasien yang memerlukan penenganan tertentu.
 
"Model-model itu membuat para dokter menjadi lebih fleksibel dalam meramu penggunaan obat yang beragam dimana hal ini bisa meningkatkan khasiat pengobatan itu sendiri," ucap Dr Goh.
 
DM atau kencing manis termasuk salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia. Hal ini ditambah dengan data bahwa penderita DM terus meningkat setiap tahunnya.
 
Menurut laporan World Health Organization (WHO), Indonesia berada di posisi lima besar negara di dunia yang memiliki jumlah DM terbanyak. Diperkirakan jumlah penderitanya sekitar 10 juta orang.
 
Sayangnya menurut penelitian McKinsey & Company hanya sekitar 47 persen dari penderita yang telah terdiagnosa mengidap DM. Bahkan diagnosa yang dilakukan cenderung terlambat dideteksi dan pasien biasanya sudah mengalami dua atau tiga komplikasi penyakit lainnya.
 
Penanganan diabetes yang terlambat akan merusak pembuluh darah pada jantung, ginjal, mata, dan syaraf. Akibatnya penderita bisa terkena penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, mata, kaki, dan gangguan sistem syaraf. DM dapat dikatakan sebagai induk berbagai jenis penyakit karena komplikasinya yang sangat banyak.
 
Dr Goh menambahkan bahwa pengendalian gula darah merupakan tujuan utama pengobatan diabetes untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi. DM tipe 1 dikelola dengan insulin dan perubahan pola makan serta olah raga. Sedangkan DM tipe 2 dapat dikelola dengan pengobatan insulin, non-insulin, pengurangan berat badan, dan perubahan pola makan.
 
DM tipe 1 sendiri disebabkan oleh faktor keturunan dan lingkungan dalam bentuk virus. Biasanya tipe 1 ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merusak produksi insulin dan pankreas. Tipe 2 lah yang paling banyak terjadi yang disebabkan oleh faktor gaya hidup tidak sehat, kegemukan, kurangnya aktivitas fisik, serta keturunan. Sedangkan DM tipe 3 disebut diabetes gestational yang dapat menimpa perempuan hamil akibat peningkatan hormon.
 
"DM merupakan penyakit yang datangnya tidak terduga sehingga sering disebut silent killer. Jika muncul gejala seperti mudah haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan secara mendadak, kelelahan yang ekstrim dan berulang-ulang, kaburnya penglihatan, serta luka yang sulit sembuh, itu bisa penanda tingginya kadar gula seseorang," lanjut Dr Goh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement