Rabu 06 Sep 2017 12:43 WIB

Tak Perlu Khawatir Gunakan Ponsel Saat Hamil

Rep: rossi handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Ibu Hamil
Foto: pixabay
Ilustrasi Ibu Hamil

REPUBLIKA.CO.ID Wanita tidak perlu khawatir menggunakan ponsel mereka selama kehamilan. Sebab, penelitian baru menyatakan, ponsel tidak akan membahayakan otak bayi.

Ketakutan atas medan elektromagnetik frekuensi radio dari smartphone untuk anak yang belum lahir tampaknya tidak berdasar. Sebuah penelitian terhadap 45.389 wanita dan anak-anak, menemukan mereka yang sering menggunakan telepon mereka saat hamil, tidak membahayakan bahasa anak mereka atau kemampuan motoriknya.

Kenyataannya, anak-anak ini lebih baik dalam berkomunikasi berusia tiga atau lima tahun, mungkin karena wanita yang berbicara lebih banyak di telepon, juga berbicara lebih banyak kepada anak-anak mereka, dan membantu mereka memperluas kosa kata mereka.

Temuan yang dipimpin oleh Institut Teknologi Norwegia, mengikuti kekhawatiran setelah bayi tikus yang terpapar radiasi magnetik ponsel dari lahir dengan perubahan pada otak mereka. Namun penulis mengatakan bahwa paparan bayi yang belum lahir, dan hewan pengerat tidak dapat dibandingkan.

"Penelitian besar kami membuktikan bahwa penggunaan ponsel oleh wanita hamil tidak terkait dengan risiko membahayakan perkembangan saraf janin," kata Co-author Jan Alexander, penulis senior dari Norwegian Institute of Public Health, dilansir dari laman Daily Mail Rabu (6/9).

"Efek menguntungkan yang kami laporkan harus ditafsirkan dengan hati-hati karena keterbatasan yang ada dalam penelitian observasional, namun temuan kami setidaknya harus mengurangi kekhawatiran ibu tentang penggunaan ponsel mereka saat hamil," lanjut dia.

Para peneliti menemukan hampir 90 persen wanita hamil menggunakan perangkat tersebut, yang hampir setengahnya dikategorikan sebagai pengguna frekuensi menengah, dan 4,3 persen sebagai pengguna tinggi. Studi ini ditindaklanjuti dengan wanita-wanita ini ketika anak-anak mereka berusia tiga dan lima tahun, untuk menilai kompleksitas kalimat, penundaan bahasa dan masalah bicara mereka.

Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang lahir dari pengguna ponsel memiliki risiko 27 persen lebih rendah untuk memiliki kompleksitas kalimat yang lebih rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement