Ahad 11 Oct 2015 07:04 WIB

Kanker Limfoma Paling Banyak Diderita Orang Indonesia

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
 Sejumlah aktivis mengikuti aksi peduli kanker untuk memperingati Hari Kanker Sedunia di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah aktivis mengikuti aksi peduli kanker untuk memperingati Hari Kanker Sedunia di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika seseorang di vonis terkena kanker, mungkin membuat hal tersebut menjadi sesuatu yang menakutkan baginya, tidak terkecuali kanker limfoma (kanker kelenjar getah bening). Bayang-bayang untuk hidup lebih lama seperti orang normal mungkin selalu menghantui.

Menurut Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, DR. dr. Andhika Rachman, SpPD, KHOM, kanker limfoma merupakan salah satu jenis kanker yang mulanya menyerang sel-sel limfosit (sel darah putih). Hal ini cukup berbahaya, mengingat sel darah putih merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia.

 

"Kanker limfoma menyebar lewat aliran darah dan sistem limfatik yang tumbuh di bagian tubuh manusia, seperti nodus limfe, limpa, sumsum tulang belakang dan organ lainnya," kata Andhika, dalam acara media health forum yang diadakan oleh PT Roche Indonesia, belum lama ini.

 

Andhika melanjutkan, bahwa kanker limfoma dapat menyerang siapapun, baik laki-laki maupun perempuan dengan usia 65-74 tahun, namun dapat juga menyerang anak-anak walau kasusnya tidak sebanyak orang dewasal. Seperti kebanyakan penyakit kanker lainnya, kanker limfoma juga terjadi akibat faktor genetik dimana jenis kanker ini cukup banyak terjadi di Indonesia.

 

"Limfoma dan leukimia merupakan enam jenis kanker yang paling umum ditemukan di Indonesia. Limfoma lebih sering ditemukan menyerang mereka yang sudah lanjut usia, sedangkan leukimia bisa di derita oleh remaja berusia belasan tahun," tambah dia.

Saat ini, berdasarkan data Globocan tahun 2012, setiap 90 detik satu orang di dunia dinyatakan terdiagnosa kanker limfoma. Itu berarti terdapat 400.000 orang per tahun yang terdiagnosa penyakit kanker limfoma tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement